Bryan merasa saat itu memiliki masalah pada artikulasinya yang kurang jelas.
"Panjang-panjang (dialognya), bahasa Indonesianya belum jelas."
"Jadi permasalahan artikulasi kurang jelas dan itu yang aku rasain," bebernya.
Saat itu, Bryan pun menelepon sang ayah dan bercerita bahwa dirinya mendapat perlakuan buruk tersebut.
Kemudian, sang ayah mengatakan bahwa Bryan tak perlu memaksakan diri jika tidak mau.
Kendati demikian, sang ayah tetap memberi semangat kepada Bryan untuk tak menyerah hanya karena satu orang.
Bryan juga diminta untuk menunjukkan jika dirinya memang bisa.
Tak dipungkiri, saat itu dirinya merasa stres, mengingat usianya juga masih cukup belia, yakni 13 tahun.
"Stressful juga, aku masih umur 13 tahun," ujar Bryan.
Selain sutradara yang memakinya, ada pula pemain yang meremehkan kemampuannya.
"Ada juga pemain yang ngomong 'Lu nggak bisa akting, bule doang mukanya', sebelum take, itu yang aku rasain," paparnya.
Bryan mengaku bahwa ia sempat merasa benci dengan peristiwa pahit tersebut.
Namun, kini ia bersyukur lantaran peristiwa tersebut membentuk dirinya menjadi sosok Bryan yang sekarang.
"Dulunya aku benci, tapi aku ngerasa itu yang membuat aku sekarang," tuturnya.