News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nano Riantiarno Meninggal Dunia

Nano Riantiarno, Pendiri Teater Koma Meninggal Dunia Pagi Ini, Akan Dimakamkan Besok

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri sekaligus pimpinan Teater Koma Nano Riantiarno menceritakan tentang sejarah penullisan naskah Teater J.J Sampah-sampah Kota dalam konferensi pers jelang pementasan teater tersebut di Sanggar Teater Koma, Bintaro, Jakarta, Selasa (29/10/2019). Pementasan Teater Koma yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation tersebut akan disutradarai oleh putra Nano, Rangga Riantiarno. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Dia bergabung dengan Teguh Karya, salah seorang dramawan terkemuka Indonesia dan ikut mendirikan Teater Populer pada 1968. Pada 1 Maret 1977, dia mendirikan Teater Koma, salah satu kelompok teater yang paling produktif di Indonesia saat ini.[1] Sampai 2006, kelompok ini telah menggelar sekitar 111 produksi panggung dan televisi.

Film layar lebar perdana karyanya, CEMENG 2005 (The Last Primadona), 1995, diproduksi oleh Dewan Film Nasional Indonesia.

Jejak Karya Nano Riantiarno

Berikut jejak karyanya.

Nano sendiri menulis sebagian besar karya panggungnya, antara lain:

Rumah Kertas
J.J Atawa Jian Juhro
Maaf. Maaf. Maaf''
Kontes 1980
Trilogi Opera Kecoa (Bom Waktu, Opera Kecoa, dan Opera Julini)
Konglomerat Burisrawa
Pialang Segitiga Emas
Suksesi
Opera Primadona
Sampek Engtay
Banci Gugat
Opera Ular Putih

Baca juga: Silang Media Pertunjukan Teater dan Film Setelah Lewat Djam Malam Sukses Digelar

RSJ atau Rumah Sakit Jiwa
Cinta Yang Serakah
Semar Gugat
Opera Sembelit
Presiden Burung-Burung
Republik Bagong
Tanda Cinta

Selain drama-drama di atas, Teater Koma di bawah pimpinan Nano juga pernah memanggungkan karya-karya penulis kelas dunia.

Woyzeck karya Georg Buchner
The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht
The Good Person of Shechzwan karya Bertolt Brecht
The Comedy of Errors karya William Shakespeare
Romeo Juliet karya William Shakespeare
Women in Parliament karya Aristophanes
Animal Farm karya George Orwell
The Crucible karya Arthur Miller
Orang Kaya Baru dan Tartuffe atau Republik Togog karya Moliere
The Marriage of Figaro karya Beaumarchaise

Dari Panggung Teater Jadi Wartawan, Penulis Skenario Film

Sutradara Nano Riantiarno dan pemimpin produksi Ratna Riantiarno memberikan keterangan kepada media jelang pementasan Teater Koma bertajuk Gemintang, di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin (25/7/2018). Produksi ke 153 Teater Koma yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation tersebut akan digelar pada 29 Juni hingga 8 Juli 2018 di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta. TRIBUNNEWS/HO (TRIBUN/HO)

Nano banyak menulis skenario film dan televisi. Karya skenarionya, Jakarta Jakarta, meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang, 1978. Karya sinetronnya, Karina meraih Piala Vidia pada Festival Film Indonesia di Jakarta, 1987.

Menulis novel Cermin Merah, Cermin Bening, dan Cermin Cinta, diterbitkan oleh Grasindo, 2004, 2005 dan 2006. ''Ranjang Bayi'' dan 18 fiksi, kumpulan cerita pendek, diterbitkan Kompas, 2005. Roman Primadona, diterbitkan Gramedia 2006.

Nano ikut mendirikan majalah Zaman, 1979, dan bekerja sebagai redaktur (1979-1985).

Ia ikut pula mendirikan majalah Matra, 1986, dan bekerja sebagai pemimpin redaksi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini