Ia juga menceritakan pengalamannya saat berada di bandara.
"Di airport ada yang mau foto gua juga masih agak takut. Bahkan pas di rumah sampai kebawa mimpi trauma gua gila banget," bebernya.
Band Radja Lapor Polisi di Johor hingga Minta Perlindungan ke Mabes Polri
Dengan rasa ketakutan yang besar, personel band Radja kemudian memberanikan diri untuk membuat laporan.
"Akhirnya kami pun dengan rasa ketakutan yang sangat-sangat luar biasa, kami buat laporan berdasarkan arahan dari temen yang ada di Kuala Lumpur untuk buat laporan polisi di Johor di tempat lokasi kejadian."
"Kita sudah buat laporan, jadi kita lepas dari setelah acara selesai, kita diintimidasi yang diancem macem-macem itu, pukul lima pagi kita laporan," jelasnya.
Bahkan, mereka tak ingin menginap lagi lantaran takut.
"Jadi kita packing di hotel, kita langsung balik ke KL (Kuala Lumpur), kita nggak mau nginep karena takut," imbuhnya.
Mereka bersyukur lantaran laporan yang diajukan diterima.
"Dengan rasa takut yang sangat tinggi, langsung kita balik, sebelum masuk ke Kuala Lumpur, buat dulu pernyataan, buat dulu laporan di polisi."
"Alhamdulillah laporan kita diterima," tutup Ian Kasela.
Radja semakin takut karena kedua pelaku masih berkeliaran.
Radja pun meminta Polri memberikan perlindungan kepada keluarganya agar tidak terjadi hal-hal yang dikhawatirkan.
"Kami diarahkan ke Mabes Polri untuk (meminta) diberikan perlindungan ke keluarga dan anak istri kami," kata Ian.
Selanjutnya, Radja diminta untuk mendatangi Interpol demi melanjutkan kasus ini.
Respon Pemerintah Malaysia
Menanggapi kasus band Radja yang diancam akan dibunuh, Menteri Komunikasi dan Digital Malaysia Fahmi Fadzi mempersilakan polisi untuk melanjutkan penyelidikan.
Ia juga mengatakan pemerintah setempat mendapat laporan bahwa beberapa pelaku sudah ditangkap polisi.
Dikutip dari Malaysia The Star via Kompas.com, pada Senin (13/3/2023), Fahmi Fadzi mengimbau masyarakat Malaysia berhati-hati dengan kata-kata, terutama secara online, karena dapat dengan mudah disalahartikan oleh orang lain.
“Kami akan mempersilakan polisi melanjutkan penyelidikan mereka. Saya diberitahu bahwa beberapa orang sudah ditangkap sehubungan dengan kasus tersebut, jadi kami akan menunggu informasi baru dari pihak berwenang,” katanya.
“Saya pikir kita harus memperhatikan apa yang kita katakan secara online, dan itulah mengapa literasi digital atau internet itu penting. Kadang-kadang, apa yang kita anggap lelucon bisa diartikan berbeda oleh orang lain,” tambah Fahmi.
Sementara itu pihak Polisi Malaysia telah menangkap dua pria terkait kasus band Radja diancam dibunuh setelah konser pada Sabtu (11/3/2023) malam di Larkin Arena Indoor Stadium, Johor Bahru.
Kepala polisi Johor Datuk Kamarul Zaman Mamat mengatakan, kedua tersangka berusia 37 dan 48 tahun.
Mereka dibawa ke markas polisi distrik selatan Johor Bahru pada Minggu (12/3/2023) Pukul 15.30 waktu setempat.
Peaku Pengancaman Dibebaskan, Band Radja Kecewa
Namun kabar lain diperoleh Band Radja soal pelaku pengancaman.
Usai melapor di Malaysia, belakangan personel Radja kembali merasakan kekecewaan, sebab, dua pelaku pengancaman pembunuhan terhadap mereka di Johor, Malaysia, dibebaskan.
"Kejadiannya di Malaysia tapi pagi dapat informasi ternyata dua pelaku itu sudah diperiksa. Tadi pagi ternyata dia dilepas," kata Ian saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (13/3/2023).
Menurut Ian Kasela, kedua pelaku pengancaman pembunuhan itu membayar denda yang diminta oleh pemerintahan Johor Bahru.
"UU yang berlaku di sana jika mampu bayar, mereka dilepas sebagai jaminan," ujar sang vokalis.
(Tribunnews.com/Kompas TV)