Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru mendesak polisi untuk mengusut tuntas dan transparan ancaman pembunuhan yang diterima grup musik Indonesia, Radja.
Menurut Konjen Sigit S Widiyanto, pihaknya mendapat informasi bahwa kedua tersangka yang terlibat sudah dibebaskan setelah membayar uang jaminan.
Baca juga: Diancam di Johor Malaysia Usai Konser, Personel Radja Sambangi Mabes Polri, Minta Perlindungan
"Proses penyidikan masih berjalan dan Radja sendiri ingin proses penyidikan berjalan seperti biasa," ujarnya dikutip dari Astro Awani.
"Tentu kami sangat berharap pihak kepolisian Johor yang profesional mampu menangani kasus ini sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan," lanjutnya.
Menurutnya, insiden ancaman pembunuhan yang terjadi akhir pekan lalu ini telah membuat Radja merasa trauma dan takut.
"Mereka sangat terkejut dan trauma setelah mendapat perlakuan kasar dan hinaan (ancaman untuk membunuh). "Radja merasa sudah melakukan yang terbaik untuk konser itu tapi kemudian mendapat perlakuan seperti itu," sambungnya.
Ia menambahkan, KJRI Johor Bahru juga kecewa dengan kejadian yang menimpa grup tersebut, apalagi ini merupakan kunjungan pertama grup musik tersebut ke negara tersebut.
"Mungkin Radja pernah datang ke Malaysia sebelumnya, tapi di Johor ini adalah kunjungan pertamanya," ucapnya.
“KJRI Johor Bahru akan terus melakukan kontak dengan pihak kepolisian Johor untuk memantau perkembangan kasus secara cermat agar dapat diselesaikan secepatnya,” sambungnya.
Trauma
Ian Kasela mengaku personel band Radja diperlakukan layaknya binatang saat mendapat ancaman akan dibunuh.
Diketahui, personel band Radja konser di Malaysia pada Sabtu (11/3/2023).
Baca juga: Yakin Radja Tak Buat Masalah di Malaysia, Bahkan Puaskan Fans Saat Konser, Ian Kasela Heran Diancam
Namun, personel band Radja justru disekap di sebuah ruangan dan diancam akan dibunuh.
Dikutip dari YouTube KH INFOTAINMENT, Senin (13/3/2023), Ian Kasela, vokalis band Radja menegaskan bahwa mereka tak ingin mencari masalah di Malaysia.