Asri mengatakan bahwa Dewi Yul merupakan sosok panutan dalam merawat anak.
"Mbak Dewi Yul itu salah satu panutanku juga ya, dia tanpa batas memperjuangkan anaknya apa pun sehingga anaknya berhasil di bidangnya," terangnya.
"Anak dengan kebutuhan khusus kemudian ditolak ini nggak papa, itu juga jadi pembelajaran untuk anakku, dan kita sebagai orang tua harus tahu kalau tidak semuanya bisa menerima apa adanya," sambungnya.
Mendirikan Sanggar Tari untuk ABK
Terkait anaknya yang sempat ditolak oleh beberapa sekolah karena memiliki kebutuhan khusus, Asri Welas mendirikan sanggar tari.
Sanggar Tari itu di dalamnya menerima anak-anak dengan keterbatasan khusus.
Keputusan tersebut melihat kejadian dari sang anak yang selama ini sulit untuk mendapatkan pendidikan layak.
"Makanya aku membuat dunia pendidikan atau sanggar engga mau pilih-pilih, jadi ada anak autis, istilahnya ABK, tuna rungu diberi kesempatan untuk bisa belajar menari," tutur Asri Welas.
Ia menginginkan semua anak-anak khususnya berkebutuhan khusus mendapat pendidikan yang sama dan layak seperti anak normal lainnya.
"Karena menurutku anak-anak harus punya kesempatan harus diberikan kesempatan supaya dia bisa menjadi dirinya sendiri dan mencapai cita-citanya," lanjutnya.
Kemudian, Asri Welas berharap pendidikan di Indonesia bisa memikirkan terkait hal tersebut sehingga anak-anak berkebutuhan khusus bisa menggapai cita-citanya.
"Jadi mudah-mudahan dunia pendidikan kita membaik," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Ifan/Fauzi Nur Alamsyah)