Dalam menyelesaikan masalah rumah tangganya, Shinta Bachir pun enggan marah-marah.
"Aduh, orang itu akan berubah kalau semuanya itu udah terlambat."
"Perempuan itu ada batas, jangan karena saya orangnya nggak bisa marah-marah."
"Saya takut marah-marah sama dia menjadikan alat untuk dia," imbuhnya.
Bahkan, ia tak ingin berbicara kasar kepada Indra Kristianto.
"Saya tetep menghargai, bahasanya pun saya masih atur halus, saya nggak mau bicara kasar."
"Saya dididik dari keluarga saya walaupun saya orang kampung, tapi saya bukan orang kampungan yang harus menyelesaikan masalah dengan marah-marah," paparnya.
Di sisi lain, Shinta Bachir menyadari dirinya tak mendengarkan nasihat dari orang sekitar terkait pernikahannya.
"Itulah kesalahan saya yang mungkin saya bucin ya buat ngambil keputusan yang tidak mendengarkan kata keluarga, kata temen-temen."
"Jujur ya saya bucin sama dia, jadi saya menerima dia apa adanya, tulus, waktu itu," ucapnya.
Kini, Shinta Bachir mantap menggugat cerai Indra Kristianto di usia pernikahan yang masih sangat muda tersebut.
"Kalau dengan pasangan aja kita udah nggak nyaman, malah ada rasa 'Aduh, aku harus hati-hati sama dia', takut-takut ya buat apa?"
"Mumpung sekarang masih baru-baru daripada terus-terusan," tutup Shinta Bachir.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Shinta Bachir