"Saya nggak ada di lokasi, jadi bukan saya yang motret," ucapnya.
"Teh Sally ini dilaporin sama anaknya, anaknya bilang 'Ini saya difotoin telanjang, gimana ya? Takut nih'."
"Akhirnya Teh Sally complain ke Eldwen, aku turun samperin ke lokasi, ternyata Eldwen sudah menegur si oknum ini," imbuhnya.
Rio Motret pun tak membenarkan proses body checking dilakukan hingga para finalis harus melepas busana mereka.
"Alasannya body check dan dia pengen memotret itu karena untuk membuktikan kalau dia punya tato, bekas luka, atau apalah."
"Tapi sebenernya tidak ada standarisasi memotret orang dalam keadaan telanjang, menggunakan handphone juga di depan orang banyak," ungkapnya.
Eldwen Wang saat itu telah meminta pihak terkait untuk menghapus foto-foto tersebut.
Sally Giovanny pun sampai mengancam akan melibatkan polisi.
"Akhirnya CEO-nya memutuskan untuk hapus filenya karena permintaan dari para profesional director ini yang anaknya menjadi korban juga."
"'Hapus! Saya nggak mau tau, kalau enggak, saya ke sana sekarang bawa polisi', kata Teh Sally gitu, karena ini pelecehan seksual," bebernya.
Setelah grand final, para finalis baru menyadari dan khawatir dengan foto-foto tanpa busana mereka.
"Abis grand final, anak-anak ini baru mulai mikir kembali, 'Kemarin ini aman nggak ya foto-foto gue?'"
"Karena ada jarak dua sampai empat jam yang (bisa aja) ditransmisikan ke temen-temennya atau ke bosnya atau siapa kita nggak tau."
"Akhirnya anak-anak ini baru menyadari setelah kesibukan selesai, 'Foto gue aman nggak ya?'" sambungnya.