Ia kemudian mengutarakan keinginannya untuk membuat film kepada rekannya sesama artis yakni Prilly Latuconsina.
Prilly pun tertarik dengan ide film yang disampaikan Umay.
"Dari situ mulai sering beberapa kali bikin film pendek juga buat brand, terus akhirnya ketemu sama Prilly dan gua cerita punya banyak banget keresahan dan gua pengen banget menyalurkan bakat gua bikin film panjang."
"Film panjang gua ceritain ke dia (Prilly) tentang bipolar, kesehatan mental, dan dia tertarik karena di Indonesia udah pernah ada yang bikin tapi versi popnya belum ada," terangnya.
Baca juga: Sutradarai Ketika Berhenti di Sini, Umay Shahab Sebut Ide Film Berasal dari Kehilangan Seseorang
Ditanya mengenai duka yang ia alami saat menjadi seorang sutradara, Umay mengatakan perlu menyesuaikan diri dengan tim yang bekerja dengannya.
Selain itu, ia juga banyak belajar bagaimana memberikan toleransi pada sesuatu yang tidak sesuai dengan ide utamanya.
"Mungkin dukanya lebih kepada gua percaya nggak ada yang ideal gitu, sekalipun kita orangnya idealis. Jadi bagaimana bisa mentoleransi sesuatu yang tidak sesuai dengan ide utama kita atau ide utama kita yang tidak bisa tersampaikan."
"Jadi dukanya lebih kepada bagaimana gua adjust dan toleransi," terang Umay.
Disinggung pertanyaan terkait aktor yang menyebalkan, Umay menyebut talent yang suka datang terlambat ke lokasi syuting.
"Talent yang nyebelin adalah talent yang telat dateng ke set. Karena kayak tidak menghargai pekerjaan," ucapnya.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)