Terjun ke bisnis skincare sejak 2016 silam. Kala itu, dia ingin ikut memasarkan produk skincare yang menyelamatkan kulitnya.
Awalnya, perempuan yang akrab disapa Cok Tia ini menganggap bisnis skincare itu mudah. Semua perempuan butuh dan pasti beli skincare, begitu yang ada di benaknya saat itu. Ternyata, itu salah.
"Saat awal itu, sebulan hanya laku sepaket. Sempat juga sebulan nggak laku satu pun. Panik nggak? Ya pasti panik, khawatir stok yang saya miliki terbengkalai, nggak kembali menjadi uang," kenangnya.
Namun Cok Tia tak putus asa. Di sela kesibukannya mengurus anak, dia mengelola online shop-nya. Mulai dari upload foto dan video promosi, merespon chat konsumen, hingga packing dan mengirim barang. Sesekali dibantu sang suami, Tjokorda Agung Budi Wirayuda di sela kesibukannya sebagai dosen.
"Paling nggak terlupakan ketika hamil anak kedua, saya masih tetap packing, kirim pesanan beberapa karung penuh semobil, dan sesekali angkat dus barang masuk," selorohnya.
Baginya, meyakinkan konsumen untuk mencoba produk yang ditawarkan menjadi tantangan terberat dalam bisnis skincare.
"Setelah orang mencoba, mempertahankan mereka untuk konsisten pemakaiannya itu juga PR besar. Wajib memperhatikan pelayanan kepada konsumen. Saya membangun imej online shop saya: sopan, ramah dan detail," terangnya.
Kerja keras dan pengorbanannya berbuah manis, kini, Cok Tia menjadi distributor produk ternama untuk wilayah Bandung, Jawa Barat. Mempekerjakan 13 karyawan dan memiliki 2.000 jejaring distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia