Karena 80 persen film JESEDEF dikemas dalam visual hitam putih, sedangkan 20 persen sisanya berwarna.
Meski mengusung kisah yang cukup pilu, JESEDEF juga dibumbui dengan sentuhan komedi.
Menurut Yandy, unsur komedi dalam JESEDEF akan memperkaya rasa dalam film.
"Walaupun JESEDEF akan menceritakan rasa sedih yang mendalam dari seorang Hana, tapi akan hadir sentuhan komedi-komedi di dalam filmnya, yang justru akan memperkaya rasa di filmnya."
"Sehingga ceritanya nggak hanya di situ-situ saja," beber Yandy.
Ia berharap, film ini mampu memberikan pengalaman berbeda untuk para penonton yang menyaksikan JESEDEF di bioskop.
Semenyara itu, produser JESEDEF, Ernest Prakasa berharap para penonton akan merasa dekat dengan rasa sedih yang diangkat lewat film ini.
"Semoga penonton relate dan bisa merasakan kehilangan warna seperti Hana, dan semoga akan banyak penonton yang berbagai rasa itu bersama Hana di bioskop nanti mulai 30 November 2023," tutur Ernest Prakasa.
(Tribunnews.com/Dipta)