News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Sutradara Jonathan Glazer Sangkal Keyahudiannya di Panggung Oscar, Serukan Stop Pembantaian di Gaza

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jonathan Glazer, sutradara Inggris keturunan Yahudi. Ia meraih Oscar untuk kategori Best International Film untuk film The Zone of Interest yang disutradarainya.

TRIBUNNNEWS.COM - Jonathan Glazer menerima Piala Oscar untuk kategori Best International Film untuk film 'The Zone of Interest' adaptasi novel Martin Amis dalam bahasa Jerman dan Polandia, yang disutradarainya.

Dalam pidatonya, pria keturunan Yahudi tersebut mengecam konflik di Timur Tengah, khususnya yang terjadi di Gaza, Palestina.

Diketahui, Israel melancarkan serangan tanpa henti dengan target menghancurkan Hamas, sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian lebih dari 1.200 orang Yahudi pada 7 Oktober 2023.

Namun, serangan militer Israel yang membabi buta mengakibatkan kematian lebih dari 30 ribu warga sipil Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak. 

Peristiwa itu membuat Glazer menyangkal ke-Yahudi-annya di panggung Oscar. 

"Saat ini kami berdiri di sini sebagai orang-orang yang menyangkal ke-Yahudian kami dan Holocaust dibajak oleh pendudukan yang telah menyebabkan konflik bagi begitu banyak orang yang tidak bersalah, baik para korban 7 Oktober di Israel atau serangan yang sedang berlangsung di Gaza,” ucapnya seperti dikutip The Guardian.

Film "The Zone of Interest" yang disutradarai Glazer berlatar belakang di kamp konsentrasi Auschwitz yang dioperasikan tentara Nazi pada 1943-an.

Baca juga: Jadi Film Terbaik, Oppenheimer Raih Piala Oscar 2024

Kamp yang berlokasi di Polandia tersebut menjadi lokasi pembantaian orang Yahudi kala itu.

Glazer mengatakan bahwa ketika membuat film tersebut, ia dan sang produser James Wilson, sangat ingin membuat ceritanya se-kontemporer mungkin.

“Semua pilihan kita dibuat untuk mencerminkan dan menghadapi kita saat ini. Bukan untuk mengatakan, ‘Lihat apa yang mereka lakukan saat itu,’ melainkan ‘Lihat apa yang kita lakukan sekarang.’ Film kami menunjukkan arah terburuk dari dehumanisasi,” terangnya.

Dia mengakhiri pidatonya dengan mendedikasikan film tersebut untuk mengenang seorang wanita tua Polandia Alexandria, yang pernah bekerja untuk perlawanan Polandia ketika dia baru berusia 12 tahun.

Diceritakannya bagaimana dia bersepeda ke kamp untuk meninggalkan apel, dan bagaimana dia menemukan karya musik misterius, yang ternyata diciptakan oleh seorang tahanan Auschwitz bernama Thomas Wolf, seorang penyintas perang.

“Dia tinggal di rumah tempat kami syuting,” kata Glazer kepada Observer tahun lalu.

“Itu adalah sepedanya yang kami gunakan, dan gaun yang dikenakan aktor tersebut adalah gaunnya. Sayangnya, dia meninggal beberapa minggu setelah kami berbicara.”

Jonathan Glazer lahir pada 26 Maret 1965 di London, Inggris. Ia merupakan keturunan Yahudi Ashkenazi.

Nenek moyangnya adalah Yahudi Ukraina dan Yahudi Bessarabia yang melarikan diri dari Kishinev dan tiba di Inggris pada tahun 1900an.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini