Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyanyi Kunto Aji akhirnya memberanikan diri merilis lagu religi berjudul Hiduplah Sebelum Mati pada bulan Ramadan 1444 H.
"Sebenarnya lagu-lagu saya banyaknya yang ada nukilan ayat juga. Tapi untuk secara harfiah di bulan Ramadan, biasanya lagu religi. Iya lagu religi pertama," kata Kunto Aji dalam acara Kahf Ramadan Gathering: Hidupkan #DetikDetikBerKhaf di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Lagu ini disebutkan terinspirasi dari Alquran surat Al Ashr (Demi Waktu) dan hadis yang menyampaikan lima perkara sebelum lima perkara.
Lewat lagu ini, Kunto Aji ingin memberikan pesan agar lebih menghargai setiap detik dalam menjalani kehidupan.
"Menambahkan satu himbauan jika hidup (punya) makna besar. Bukan sekadar menjalankan keseharian. Hidup menghidupi. kalau orang Jawa bilang urip kudu urup, hidup itu menyala," sambungnya.
Selain itu, Kunto Aji menjelaskan makna lain dari lirik lagu terbarunya ini.
Di mana di dalam surat Al-Ashr, diceritakan soal betapa meruginya manusia jika dia tidak bermanfaat bagi sekitarnya.
"Kaya wah beririsan banget dengan apa yang saya rasakan pada masa sekarang," imbuhnya.
Lagu 'Hiduplah Sebelum Mati' Dibuat Hanya dalam Dua Minggu
Lagu ini, kata Kunto Aji bisa dibilang sebagai projek candi karena butuh waktu yang singkat.
Lagu ini sebenarnya akan dijadikan sebagai soundtrack dari sebuah series.
"Pada saat itu skripnya sudah ada, premisnya.
Sudah ada sebagian besar. Saya diajak untuk mengisi soundtrack nya. Awalnya kita itu mau meng-cover lagu orang," jelasnya.
"Kenapa bisa jadi projek candi, mepet karena awalnya mau cover lagu orang. Saya hanya menyanyi di situ. Ternyata tidak dapat izinnya sampai waktu mendekati," sambung Aji.
Akhirnya, diputuskan untuk sountrack lagu ditulis dan dinyanyikan langsung oleh Kunto Aji.
Dan rilis lagu tersebut harus di tanggal yang sama, tanpa ada perubahan.
"Itu secara diproduksi, kapan rilis lagunya hanya berjarak dua minggu. Dan itu tidak full karena saya manggung, efektifnya paling cuma lima hari," imbuhnya.
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi Kunto Aji. Karena biasanya ia butuh dua bulan untuk menggarap sebuah lagu.
"Ada proses revisi juga, jadi tantangan sebenarnya. Karena saya bergerak independen, tidak ada target sebelumnya. Kalau sekarang benar-benar deadline ya sudah coba dikejar, bisa terlaksana," cerita Kunto Aji.
Namun, selama proses pembuatan lagu yang singkat, ia mengaku merasa dimudahkan.
Karena sudah jelas insipirasi dari surat apa, sehingga tinggal menerjemahkannya dalam musik.