Sebut saja ongkos transportasi, print makalah dan tugas kuliah lainnya. Termasuk buku.
"Itu saya survive dengan biaya sendiri. Dari zaman SMA saya sudah terbiasa jualan macam-macam," kenangnya.
Setelah lulus kuliah kedokteran dan bekerja, ia tak berhenti mengasah potensinya. Bisnis adalah pilihan selanjutnya yang ia realisasikan dengan mendirikan startup Jendela360 dan CariProperti.
"Startup ini sudah jalan 8 tahun, tim kita berkembang dan tercatat ada 270 orang," ungkap Daniel.
Jendela360 berkembang lebih pesat dengan membawa pendekatan O2O (Online to Offline) setelah mendapat pendanaan sebesar US$ 2 juta dari investor ternama di Indonesia dan Jepang.
Lewat pendekatan O2O itu, Jendela360 membawa transaksi properti bukan hanya menjadi lebih efisien karena peranan teknologi tapi juga lebih efektif karena pendekatan human relation.
"Saat ini kita dikenal sebagai startup one of the largest proptech platform di Indonesia. Bisa dibilang capaian ini adalah bentuk kepercayaan investor di mana investornya bukan investor kaleng-kaleng," kata Daniel.
Selain Jendela360, Rannu melebarkan sayap dengan membangun startup CariProperti.
Jatuh-bangun
Di kampusnya, Daniel bukan cuma menghabiskan waktu untuk nongkrong. Ia membuktikan bahwa kuliah dengan mengandalkan kemauan yang kuat bisa menjadi dokter dengan predikat baik.
Prestasi menjadi lulusan kedokteran dengan predikat baik itu berbuntut pada dilema antara melanjutkan karir di dunia kesehatan atau menyelami bisnis startup.
"Perjalanannya sendiri gak gampang apalagi saya yang nyebrang dari dokter jadi startup founder. Pada waktu itu saya berada di satu persimpangan. Karena pada waktu itu dokter memang profesi yang punya prospek ke depannya".
"Saat itu ada satu passion yang mana juga bertemu dengan opportunity. Akhirnya saya memutuskan untuk bikin startup," lanjutnya.
Startup pertama yang ia buat cukup digandrungi masyarakat, ia membangun pasar online yang menjual peralatan sulap bernama Rajasulap.