Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM RI) mengingatkan, beauty influencer, review-er hingga brand ambassador untuk tidak sembarangan memperkenalkan produk di masyakarat, ada pedoman yang harus dipatuhi.
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Mohamad Kashuri menuturkan, kebiasaan masyarakat kini sebelum membeli produk kecantikan biasanya cari ulasan apakah produk yang diinginkan bagus atau tidak.
Makanya, ia mengimbau beauty influencer agar menyampaikan informasi secara obyektif.
"Katakan yang baik jika memang baik dan katakan tidak baik jika produknya tidak baik,” ujar dia dalam kegiatan BPOM Besties Day di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kashuri berpesan agar seorang review-er kecantikan dilarang untuk berlebihan memberikan informasi atau tidak mengabarkan informasi sesat mengenai produk kecantikan
Misalkan menyebut keunggulan produk skincare ini bisa membuat wajah putih dalam sehari.
“Info sesat ini tidak boleh, karena ini tidak mungkin terjadi. Tidak bisa wajah glowing dalam satu hari,” tutur Kashuri.
Selain itu, tidak boleh juga mempromosikan produk dengan mengatasnamakan sebuah instansi.
“Produk ini sudah ada terdaftar di BPOM jadi aman itu tidak boleh. Seolah-olah BPOM dalam hal ini ikut promosi padahal kami ini harus netral. Yang boleh itu mengatakan, produk ini sudah aman, silakan lakukan cek KLIK BPOM. Juga dokter, tenaga kesehatan atau nakes yang bekerja di klinik kecantikan harus netral,” jelasnya.
Hal ini diamini oleh Yasmine Napper yang diketahui sebagai Brand Ambassador sebuah produk kecantikan ternama di Tanah Air.
Ia mengatakan, tren review produk yang dilakukan Beauty Influencer kini berkembang dengan sangat cepat.
Sehingga tidak semua informasi yang disebarkan di sosial media itu informasi yang valid.
“Jadi sebagai konsumen juga semoga ke depannya bisa lebih pintar lagi memilah-milih, produk yang kita gunakan. Apakah sudah ada izin edarnya, harus melihat produk kandungannya, isinya apa saja, cocok nggak untuk jenis kuli masing-masing. Konsumen harus sudah mulai paham soal produk yang digunakan. Beauty Influencer harus bisa lebih transparan lagi dalam memberi ulasan produk,” ungkap Yasmine