News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cocote Tonggo Karya Bayu Skak, Film Pasutri Pedagang Jamu Kesuburan Berlatar Kota Solo

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Syukuran pra-syuting film Cocote Tonggo karya Bayu Skak di Solo, Sabtu (31/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Industri perfilman Tanah Air bakal semakin berwarna dengan kehadiran film berjudul Cocote Tonggo karya Bayu Skak.

Deretan artis peran Indonesia turut terlibat dalam film drama komedi ini. Mulai dari Dennis Adhiswara, Ayusitha, Asri Welas, Yati Pesek hingga Furry Setya.

Cocote Tonggo mengambil latar kehidupan bertetangga di Kota Solo, termasuk dialognya berisi Bahasa Jawa khas Kota Bengawan.

Seperti namanya, Cocote Tonggo berarti cibiran tetangga dalam Bahasa Indonesia.

Bukan tanpa maksud sang sutradara, Bayu Skak memilih nama tersebut untuk film yang diproduksi oleh SKAK Studio dan Tobali Film.

Menurutnya, kehidupan bersosial atau bertetangga tak akan jauh dengan yang namanya omongan atau cibiran tetangga.

"Film ini menceritakan suami istri penjual jamu kesuburan, tapi justru mereka ini belum memiliki keturunan. Nah pasti akan ada cocote tonggo atau jadi bahan omongan tetangga, ini yang seru dan related dengan kehidupan bertetangga lalu kita bawa ke dalam film," ujarnya dalam jumpa pers di Sumber, Solo, Sabtu (31/8/2024).

Selain itu, ia memiliki alasan kuat memilih Kota Solo sebagai latar cerita.

Yakni berkat kekentalan budaya Jawa yang menjadi ciri khas, antara lain dari dialek bahasanya hingga tradisi ramuan jamu kesuburan.

Bahasa Jawa Mataraman (Solo) disebutnya menjadi tantangan tersendiri bagi para aktor Cocote Tonggo.

Apalagi bahasa di Solo berbeda dengan bahasa di Yogyakarta, Semarang atau bahkan di kota-kota Jawa Timur.

Baca juga: 11 Film Baru Terbaik di Bulan September 2024 yang Wajib Kamu Tonton, Ada Tom Hanks hingga Brad Pitt

"Itulah tantangannya bagi kami, di sini (aktor) berasal dari berbagai daerah campuran, Jakarta, Semarang, Malang, Yogyakarta semuanya belajar dialek Solo. Tapi, alur film komposisinya tetap 60 persen bahasa Jawa, 40 persen bahasa Indonesia," ucap sineas Yowis Ben tersebut.

Tantangan juga dirasakan oleh Dennis dan Ayusitha sebagai pasangan pemeran utama dalam film.

Dennis yang merupakan asli Malang, Jawa Timur dituntut mahir berbahasa Indonesia dengan dialek Jawa-nya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini