Semua itu bisa tercapai karena Roma memiliki pasukan yang hebat di bawah komando Jenderal Marcus Acacius (Pedro Pascal).
Ia merupakan seorang jenderal yang dulunya menjadi salah satu pasukan loyal Maximus.
Marcus setia kepada Kekaisaran Romawi, tapi dalam lubuk hatinya tak mau ada pertumpahan darah lagi dengan memimpin pasukan ke medan perang.
Kemudian cerita beralih ke Numidia, tempat tinggal Lucius Verus (Paul Mescal) setelah dituntut kabur dari Roma karena nyawanya sebagai pewaris takhta terancam saat masih kecil.
Ia tumbuh dewasa, mengubah namanya menjadi Hanno, dan telah menikah dengan perempuan bernama Arishat (Yuval Gonen).
Suatu hari, tentara Roma tiba di Numidia dengan tujuan mengambil alih wilayah tersebut.
Kedatangan itu pun disambut perlawanan dari rakyat Numidia, termasuk Hanno dan Arishat.
Perang sempat membara di kawasan itu hingga menewaskan Arishat membuat Hanno berduka sekaligus penuh amarah.
Ia kemudian dibawa ke Roma bersama pejuang lain untuk disiapkan menjadi budak.
Hanno lantas terlibat dalam pertarungan di arena kecil, dan gaya bertarungnya memikat atensi Macrinus (Denzel Washington).
Macrinus kemudian membeli Hanno karena ingin menyiapkannya sebagai petarung atau gladiator baru.
Di balik itu, ia juga mempunyai niat lain yang lebih besar dan menjadikan Hanno sebagai alatnya.
Sedangkan, Hanno menerima permintaan untuk menjadi gladiator dengan satu syarat. Dia ingin melawan Jenderal Marcus di Colosseum, membalaskan dendam atas kematian istrinya.
Namun, di balik dendamnya, Hanno tetaplah Lucius Verus, seorang pewaris takhta yang masih merawat mimpi mulia untuk mengembalikan Roma menjadi milik rakyat.