Bukan proses penyidikan atau penyelidikan atau persidangan, saya hanya terpikir bagaimana hebatnya dan pentingnya peranan seorang istri Yang Mulia, khususnya istri saya Sandra Dewi Yang Mulia," ujarnya mulai menangis.
Dirinya menyebut, dalam kasus ini Sandra menjadi orang yang paling dimanfaatkan.
"Sebagai pihak yang paling dimanfaatkan untuk pencitraan pada saat yang sama paling dirugikan dalam kasus ini," lanjut Harvey.
"Dia tidak pernah lelah, tidak pernah bimbang, tidak pernah kenal lelah selalu tabah dan setia bersinar memberi harapan dan kekuatan bagi saya," sambun Harvey.
Harvey tak segan memuji kesetiaan istrinya itu.
"Saya menjadi sadar bahwa anugerah terbesar dalam hidup saya itu adalah istri saya Yang Mulia."
"Sumpah yang kami ucapkan tujuh tahun lalu untuk saling menjaga pada saat susah maupun senang, kelimpahan maupun kekurangan pada waktu yang sehat maupun sakit sampai maut memisahkan kita, dijalankan dan ditunaikan Sandra tanpa keluhan," tuturnya lagi.
Harvey kemudian meminta izin menyampaikan curahan hatinya untuk Sandra Dewi.
Baca juga: Pesan Harvey Moeis ke Anak-anaknya: Jangan Pernah Berpikir Kalian Dinafkahi dari Uang Hasil Korupsi
"Izinkan saya untuk menyampaikan curahan hati tentang keluarga kecil saya Yang Mulia," tandasnya.
"Kembali ke istri saya Sandra Dewi, wanita, manusia paling kuat yang pernah saya tahu. Ketika dia difitnah, dihujat, dan dicaci maki. Kehilangan nama baik, karier, pekerjaan. Lalu diparadekan untuk kepentingan publisitas kasus."
"Ini dia sebenarnya punya akses langsung untuk berbicara ke publik, untuk melawan Yang Mulia. Tapi dia memilih untuk diam karena di agama kita diajarkan 'Ketika ada kekuatan besaryang sedang menindas kita, maka yang harus kita lakukan adalah diam'," bebernya.
Pria yang sudah menikahi Sandra Dewi selama tujuh tahun lamanya ini tampak membacakan sebuah kutipan Alkitab.
"Firman Tuhan berkata, Tuhan akan berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja. Dan bahwa pembalasan adalah hakku," ucap Harvey.
"Istriku, kita sudah pernah melewati masa susah ketika Papa sakit kamu selalu di sampingku. Lalu ketika senang, kita menikah, dapat anak-anak lucu yang sempurna, kamu juga ada di sampingku."