TRIBUNNEWS.COM - Perkembangan pesat ekonomi digital di Indonesia tak bisa lepas dari kontribusi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku UMKM, Lazada Indonesia menggelar Lazada Seller Conference, program edukasi untuk para seller di platform Lazada.
Pada Seller Conference yang digelar pada Rabu (19/10/2022) di The Kasablanka Hall, Mal Kota Kasablanka, Jakarta tersebut, Lazada membawa tajuk Lazada Seller Conference: Level Up 2022 dengan beragam materi yang dibawakan oleh para pembicara ahli.
Para pembicara memaparkan berbagai materi untuk UMKM agar bisnisnya naik kelas, mulai dari kiat-kiat memanfaatkan tren pasar terkini dan peluang bisnis agar cuan berlipat, terutama jelang festival belanja akhir tahun 11.11 dan 12.12.
Sebagai salah satu pelopor Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas), bagi Lazada, festival belanja akhir tahun jadi momentum penting bagi para seller untuk memaksimalkan keuntungan demi cuan berlipat.
Lazada Seller Conference: Level Up 2022 dibuka oleh Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, Chief Commercial Officer Lazada Indonesia, James Chang, serta Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo.
Berbagai tren dan perilaku konsumen belanja online di Indonesia
Pada kesempatan tersebut, Retail Services Director GfK Market Intelligence, Elvinda Liung, berbagi tren dan perilaku belanja online konsumen Indonesia, sebagai fondasi bagi UMKM untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat jelang festival belanja akhir tahun.
Dalam paparannya, Elvinda menunjukan pertumbuhan ekonomi digital akan berlangsung sangat cepat dengan penetrasi internet di Asia Tenggara mencapai 90 persen, dengan hampir 95 persen penduduk di Asia Tenggara mengakses internet lewat smartphone.
Sejak pandemi saja, telah ada sekitar 70 juta konsumen digital baru. Indonesia pun terus menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan yang menjanjikan selama lima tahun ke depan.
Sementara itu, rata-rata pengeluaran pembelanjaan online di Indonesia kian meningkat seiring dengan peningkatan posisi e-commerce, dengan estimasi rata-rata pengeluaran per konsumen senilai 381 dolar AS di tahun 2021 atau hampir Rp6 juta. Estimasi pengeluaran belanja online konsumen Indonesia ini meningkat 60 persen dibanding tahun 2020 dan diperkirakan naik 671 dolar AS, atau hampir Rp11 juta rupiah, pada tahun 2026.
Di samping itu, Elvinda juga memaparkan beragam perilaku konsumen belanja online di Indonesia. Salah satunya, masyarakat Indonesia masih mengurangi pengeluaran dan menunggu promosi untuk menghemat pengeluaran. Dengan begitu, berbagai promosi atau penawaran menarik sangat penting untuk meningkatkan nilai transaksi digital.
Selain itu, 1 dari 4 orang Indonesia menentukan pilihan belanja berdasarkan gambar, termasuk melalui live streaming. Untuk itu, live streaming dengan influencer lebih dapat menarik konsumen untuk membeli produk.
Lebih jauh mengenai perilaku konsumen, tahun 2022, masyarakat Indonesia mengeluarkan uang lebih banyak untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ada kenaikan untuk produk fesyen dan gadget.
Dalam tiga bulan terakhir, 83 persen konsumen belanja online memberi produk fesyen, baik laki-laki maupun perempuan. Sementara itu, 71 persen perempuan membeli kosmetik dan kebutuhan pribadi, sementara 48 persen konsumen laki-laki membeli gadget dan aksesori.
Dapat disimpulkan bahwa Indonesia tetap akan menjadi pasar yang menjanjikan untuk e-commerce, sebab e-commerce menawarkan kemudahan yang mendorong konsumen berbelanja, seperti harga yang lebih menarik dan kemudahan berbelanja. Dengan begitu, diprediksi pula belanja online akan tetap menjadi pilihan.
Pentingnya kolaborasi dari berbagai pihak untuk transformasi digital UMKM
Seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku UMKM yang bertransformasi digital, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, serta pemangku kepentingan lainnya. Tentunya, hal tersebut penting untuk diperkuat demi mendukung UMKM mencapai potensi optimalnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan dukungannya mewakili pemerintah, terutama untuk transformasi digital UMKM Indonesia.
Ekonomi digital Indonesia, sambung Teten, diproyeksikan mencapai Rp4.531 triliun pada tahun 2030.
“Dengan potensi yang besar itu kita harus bersama–sama menjaga agar UMKM kitalah yang dapat memanfaatkan potensi tersebut. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, pemerintah tengah mendorong 30 juta UMKM untuk onboarding ke dalam ekosistem digital pada tahun 2024,” pungkasnya.
SVP Seller Operations Lazada Indonesia Haikal Bekti Anggoro menyampaikan dukungan Lazada untuk pengembangan UMKM sebagai pahlawan ekonomi digital.
Kontribusi UMKM pun makin besar seiring dengan peningkatan jumlah UMKM yang bergabung ke platform e-commerce, salah satunya Lazada yang mencatatkan pertumbuhan jumlah seller aktif di berbagai daerah di Indonesia.
Menariknya daerah dengan pertumbuhan jumlah penjual yang lebih cepat tidak lagi berasal dari Ibukota dan Ibukota Provinsi, melainkan dari Kota dan Kabupaten penyangganya.
Misalnya saja, kota dan kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Barat mencatat pertumbuhan 2 kali lebih cepat dibandingkan pertumbuhan nasional, sedangkan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat mencatat pertumbuhan jumlah penjual yang bisa mencapai 3 kali lipat dibandingkan Kota Bandung yang disangganya.
“Hal ini menunjukkan komitmen kami untuk membuka akses kepada UMKM di manapun di Indonesia,” jelas Haikal.
Melihat hasil Studi Lazada tahun 2020 yang bertajuk “Percepatan Ekonomi Digital Indonesia Melalui E-Commerce”, e-commerce telah menjadi katalis dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi digital. Peran vital e-commerce bagi UMKM diwujudkan lewat berbagai program dan insentif serta edukasi dan pemberdayaan komunitasnya untuk mendorong digitalisasi UMKM.
Hasilnya, per Juni 2022, tercatat 19,5 juta UMKM telah bergabung dalam platform e-commerce.
Pada acara yang sama, Elvinda Liung menjelaskan bahwa para pelaku UMKM yang memanfaatkan platform Lazada, bisa melihat tren dan perilaku belanja online masyarakat yang masih berhati-hati lantaran gempuran pandemi dan inflasi yang mungkin terjadi nanti. Hal ini bertujuan agar UMKM bisa menghadapi tantangan dan mengambil peluang di pasar.
“Perilaku ini sejalan dengan temuan kami, di mana kami melihat 61 persen masyarakat menunggu adanya promosi atau sale sebelum melakukan pembelian. Mereka bahkan merencanakan pembelanjaan 4-5 minggu sebelumnya dan secara aktif menjadi promo-hunter yang mencari promo atau diskon,” jelas Elvinda.
Lebih lanjut, Elvinda menjelaskan, “Kami juga menemukan konsep livestreaming yang menawarkan dan menjual produk secara langsung di platform e-commerce sebagai cara baru untuk menarik perhatian calon konsumen. Selain itu, dengan mulai berakhirnya pandemi, hybrid-shopping yang menggabungkan belanja secara offline dan online menjadi pilihan konsumen.”
LazStar Trainer bagikan kiat dapat cuan maksimal
Lazada Seller Conference: Level Up 2022 mengadakan sesi Masterclass bagi penjual Lazada yang menghadirkan LazStar Trainer, seperti Dedy Liem, Stephen Lawrence dan Farica Edgina Yosafat.
Berisikan kumpulan seller sukses di Lazada, LazStar Trainer memberikan kiat-kiat untuk para penjual di Lazada lewat sesi Masterclass.
Tak hanya itu, Masterclass juga memberi wawasan kepada penjual untuk membedah kinerja toko dan memanfaatkan fitur Lazada agar bisa meningkatkan penjualan mereka, khususnya saat festival belanja akhir tahun 11.11 dan 12.12 mendatang.
Sebagai LazStar Trainer yang juga penjual sukses di Lazada dan pemimpin Lazada Club Bandung, Farica memberikan dukungan bagi penjual lainnya untuk berbagi pengetahuannya mengenai strategi penetapan harga dan promosi saat festival belanja online saat Lazada Seller Conference.
Selain itu, ia juga mendorong penjual di Lazada untuk memanfaatkan Lazada University serta aktif di komunitas Lazada Club untuk membantu para pelaku UMKM memahami dan menggunakan fitur bisnis Lazada.
“Saya senang dan bangga bisa berkontribusi lebih dari hanya sekadar sebagai penjual. Di Lazada saya juga bisa memberi pelatihan dan membangun komunitas antar penjual dengan tujuan utama untuk membangun keterampilan para penjual agar bisa sukses bersama di dalam platform Lazada,” kata Farica.
Sejak pertama kali digelar 2019 lalu, Lazada Seller Conference memberi kesempatan bagi penjual UMKM di ekosistem Lazada untuk bertemu dan berdiskusi dengan ahli-ahli di dalam ekosistem ekonomi digital.
Di tahun 2021, ‘Lazada Seller Conference 2021 - Level Up, Cermat Melesat’ dihadiri oleh 23 ribu khalayak secara online.
Tahun ini, Lazada Seller Conference: Level Up 2022 mengundang 1.000 peserta UMKM secara offline dan memberikan kesempatan bagi puluhan ribu seller dari seluruh Indonesia untuk menyaksikan Lazada Seller Conference secara online melalui Seller Center di Lazada.
Harapannya, para peserta yang hadir di tempat dan online bisa termotivasi dan semangat untuk meraih sukses dalam menghadapi festival belanja akhir tahun di Lazada.
“Seluruh program edukasi yang ada di Lazada ini akan terus kami jalankan dan kembangkan demi bisa mendorong para UMKM di Indonesia, khususnya para penjual serius yang ingin tumbuh dan berkembang di ranah digital bersama Lazada,” ujar Haikal.
Pada sesi konferensi pers, Haikal menjelaskan bahwa ke depannya Lazada akan terus berkomitmen mengembangkan bisnis para pelaku UMKM. Siapapun bisa memulai untuk berbisnis dan jadi bagian dari seller Lazada.
Bagi Anda yang ingin berjualan di platform Lazada dan mendapatkan inspirasi serta tips memulai bisnis online, kunjungi link berikut ini, ya!