News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kongres PSSI

Wacana e-voting di Kongres PSSI Dinilai Berlebihan

Penulis: Alie Usman
Editor: Harismanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letak duduk perwakilan FIFA, Thierry Regenass yang hadir di kongres PSSIyang berakhir tanpa hasil, Jumat (20/5/2011) juga ikut dipermasalhkan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana penerapan electronic voting (e-voting) dalam pelaksanaan pemilihan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, serta anggota Komite Eksekutif PSSI dalam kongres 9 Juli mendatang, dinilai pemilik para pemilik suara PSSI sangat berlebihan.

Menurut Sekretaris Umum klub sepakbola Nusaina, Catur Agus Saptono, selain bertentangan dengan mekanisme kongres yang telah diatur Statuta, pelaksanaan e-voting untuk PSSI juga sebetulnya tak perlu dilakukan.

E-voting biasanya digunakan sebagai alat bantu jika jumlah pemilih melebihi batasan normal hingga menyulitkan penghitungan secara manual. Namun untuk kongres PSSI yang hanya akan menghitung 100 suara, wacana tersebut dinilai terlalu berlebihan.

"Kami sangat menolak adanya wacana tersebut. Ini sangat bertentangan dengan Statuta. Apalagi jika melihat bahwa penerapan e-voting sangat rentan dengan keslahan hitung, baik lantaran sistem yang eror maupun adanya manipulasi," ujar Catur Agus Saptono saat dikonfirmasi, Minggu (19/6/2011).

Kabar soal wacana penggunaan e-voting dalam Kongres PSSI tersebut mencuat setelah beberapa anggota Komite Normalisasi meyampaikan pada media mengenai kemungkinan penggunaan metode tersebut.

Hal itu juga dilatarbelakangi oleh hasil kunjungan Agum Gumelar selaku Ketua Normalisasi yang mengaku melihat FIFA telah menerapkan cara tersebut dalam kongres mereka memilih Presiden FIFA. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini