TRIBUNNEWS.COM – Usain Bolt sukses mencetak hattrik medali emas setelah membawa Jamaika meraih gelar juara di nomor 4x100 meter pada kejuaraan dunia di Moskow, Rusia, kemarin. Sebelumnya, ia meraih medali emas di nomor 100 meter, dan 200 meter.
Total, sekarang Bolt telah mengoleksi delapan medali emas, dan dua medali perak dari keikutsertaanya di ajang kejuaraan dunia, dan Olimpiade. Dua atlet legendaris lainnya, yakni Carl Lewis, dan Allyson Felix juga mengoleksi sepuluh medali, namun berupa delapan medali emas, satu perak, dan satu perunggu.
Bolt membutuhkan tiga medali emas dalam event di Moskow ini untuk melewati rekor Lewis sebagai atlet paling sukses di Kejuaraan Dunia dan pelari berusia 26 tahun ini berhasil mencapai target itu. Emas pertama diraihnya di nomor lari 100 meter sepekan lalu yang diikuti dengan sukses kedua di nomor lari 200 meter, Sabtu (17/8).
Pada hari terakhir kejuaraan tersebut, Minggu (18/8), Bolt menjadi pelari terakhir bagi tim Jamaika dalam nomor lari estafet 4X100 meter. Kuartet Nesta Carter, yang meraih perunggu 100 meter, Kemar Bailey-Cole, Nickel Ashmeade, dan Bolt menorehkan waktu 37,36 detik dalam lomba yang digelar di Stadion Luzhniki.
Tim Amerika Serikat meraih medali perak dengan catatan waktu 37,56, dan Inggris yang semula meraih medali perunggu, didiskualifikasi karena melewati area ketika serah terima tongkat. Kanada menjadi peraih perunggu dengan catatan waktu 37,92 detik.
Di nomor estafet putri, tim Jamaika juga berjaya setelah mencatatkan waktu tercepat yakni 41,29 detik untuk merebut medali emas, sedangkan Prancis memenangi medali perak (47, 73 detik), dan juara bertahan AS meraih medali perunggu (42,75 detik).
Kemenangan tim Jamaika membuat Shelly-Ann Fraser-Pryce menjadi sprinter putri tercepat yang memenangi nomor-nomor individual (100/200 meter) dan estafet 4x100 meter di kejuaraan dunia.
Pada Kamis sprinter 26 tahun ini menjadi atlet putri ketiga yang memenangi dua gelar individual, setelah sebelumnya pencapaian itu diraih oleh Silke Gladisch (1987) dan Katrin Krabbe (1991).
Tim AS, yang memecahkan rekor dunia untuk memenangi medali emas Olimpiade tahun lalu, harus menelan ludah akibat penampilan mengecewakan Alexandria Anderson dan finalis lari 100 meter English Gardner.
Gardner bergerak jauh terlalu dini dan harus berhenti sehingga ia dapat mengambil tongkatnya, namun momentum mereka telah hilang akibat kehilangan waktu saat ia memberikan tongkat kepada Octavious Freeman, sehingga Jamaika dapat memastikan kemenangannya.
Fraser-Pryce memasuki trek -- di mana Usain Bolt menyaksikan dan suara "ayo...ayo..." dari para atlet terdengar lantang ketika ia menunggu giliran estafetnya -- dan saat ia melintasi garis finis dengan keunggulan sekitar 20 meter dari tim Prancis. (Tribunnews.com/den)