"Namun demikian, kita tidak bisa saling mengintervensi, karena kita juga punya AD ART masing-masing. Lagipula dari sisi lain gugatan hukum untuk mencari keadilan adalah hak warga negara, tidak ada yang bisa mengintervensinya. Biarkan masalah hukum
bergulir hingga pada satu keputusan yang memiliki kepastian hukum yang tetap. Bila memang merasa benar kenapa mesti takut dengan ketetapan hukum?," Jose mempertanyakan.
AKUI EFI
Menurut Jose Rizal Partokusumo, kebebasan berserikat dan berorganisasi juga merupakan hak warga negara.
"Kenapa EFI mensyaratkan EQINA harus membubarkan diri, padahal de facto EQINA mengakui EFI sebagai pemegang mandat NF dari FEI (Federation Equestrian International), yang mana ini dibuktikan dengan secara administratif surat-surat EQINA kepada EFI, seperti misalnya yang baru saja diterbitkan yaitu Surat Pengajuan Nama-nama Atlet Nasional untuk diajukan kepada Satlak Prima. Bila EQINA tidak menyadari bahwa EFI
adalah NF, maka serta merta EQINA akan bersurat langsung kpd Satlak Prima," papar Jose, pemilik JN Stud & Stable, Sentul.
"Apa yang salah dengan EQINA? Kalaupun kita memilih berafiliasi dengan PORDASI itu pun karena sebagian besar klub equestrian yang merupakan komunitas equestrian tidak diakui sebagai Anggota EFI, hanya karena pada waktu itu November 2012 klub klub ini menanyakan mengenai agenda Munas," tutur Jose Rizal.
"Saya selaku Ketum EQINA sekaligus juga penggiat olahraga sangat prihatin dengan situasi dan kondisi ini, padahal yang namanya organisasi olahraga tujuan dasarnya adalah melakukan pembinaan olahraga. Janganlah organisasi olahraga dijadikan ajang untuk eksistensi sekelompok orang yang haus akan kekuasaan," jelas Jose.
Ketum EQINA kemudian menyitir sebuah pernyataan penting yang tertuang dalam Piagam Olimpiade, atau Olympic Charter: "The practice of Sport is human right. Every individual must have the possibility of Practicing Sport, without discrimination of any kind and in the Olympic Spirit, which requires mutual understanding with a spirit of Friendship, Solidarity and Fair Play"
"Marilah kita insan bangsa Indonesia, pecinta olahraga equestrian untuk membuang jauh ego kita masing masing. Kedepankan PEMBINAAN, pikirkanlah berapa ratus atlet Indonesia dibawah naungan EQINA yang harus terdiskriminasi, dipolitisasi. Apakah ini karya kita untuk
negeri tercinta, Indonesia? Ingat hidup ini hanya sementara, sebagai pemimpin atau Imam pertanggungan-jawabnya dunia akhirat, jadilah pemimpin yang arif bijaksana, jauhkan kedholiman," tegas Jose Rizal yang juga mantan atelt taekwondo nasional itu.
Atas perkembangan terakhir ini, terang Jose, untuk sementara EQINA akan tetap menjalankan kegiatannya sebagaimana yang sudah berlangsung selama ini dan merencanakan dalam 2014 ini untuk mengirim beberapa atletnya mengikuti event equestrian internasional yang bersifat terbuka di luar negeri, yang tentunya yang tidak memerlukan Rekomendasi NF.
"EQINA Pordasi akan terus hidup membina equestrian untuk kemaslahatan komunitas equestrian Indonesia, tanpa diskriminasi, kesetaraan dan terbuka!," tegas Jose. (tb)