TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koreografer Denny Malik bersama dengan 50 penari yang tergabung di Denny Malik Entertainment (DME) terlibat dalam penutupan Asian Games XVII/2014 di Incheon, Korea Selatan pada Sabtu (4/10).
Penunjukan DME ini tidak lepas dari disahkannya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 mendatang oleh pihak Komite Olimpiade Asia (OCA) di Korea Selatan beberapa waktu lalu.
Dalam upacara penutupan nanti, Denny mengaku akan membawakan 5 repertoar tarian kolosal yang mewakili semua unsur nusantara, dengan konsep koreografer dari Betawi, Melayu dan Palembang. Serta juga akan disiapkan boneka ondel-ondel dengan tinggi sekitar 4 meter.
“Konsep Betawi dan Melayu, sendiri sengaja ditonjolkan mengingat Jakarta akan digunakan untuk tempat pembukaan, dan Palembang sebagai penutup dalam Asian Games 2018 nanti,” ujar Denny kepada tribunnews.com saat melakukan latihan di lingkungan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (29/9).
Menurut Denny, semua penari sudah dipersiapkan hampir sebulan untuk menerima konsep tarian yang dipentaskan. Pementasan tari berdurasi 10 menit itu akan diiringi musik bertema “Tecno Ethnic Orchestra”.
Bagi Denny, konsep musik techno ethnic orchestra sengaja dipilih mengingat di Korea Selatan dikenal dengan budaya musik pop, sehingga dapat mengikuti irama yang ada, dan tidak membuat penonton bosan, walaupun alat musik yang disertakan adalah alat musik Indonesia.
“Kami tak menggunakan tema musik tradisional murni, sehingga penonton tak bosan. Tetapi di konsep musik techno ethnic orchestra tetap disertakan alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan, gendang dan rebana," tambahnya.