TRIBUNNEWS, COM. JAKARTA - Jawa Barat dan Jawa Tengah bersaing keras memperebutkan posisi pengoleksi medali terbanyak sekaligus predikat juara umum pada Final Kejurnas Pacuan ke-48 tahun 2014 seri II, yang dilangsungkan Sabtu (8/11) di arena pacuan kuda Maesa, Tompaso, Minahasa, Sulut.
Episentrum persaingan dari kuda-kuda pacuan terbaik tanah air itu akan dibuka resmi oleh Gubernur Sulut DR Sinyo Harry Sarundajang, yang memang sangat menggemari olahraga berkuda.
Saat ini, seluruh komunitas kuda pacu sudah berkumpul di Sulut, termasuk Ketua Umum PP Pordasi Mohammad Chaidir Saddak dan Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi, H.Munawir.
Menariknya, Mohammad Chaidir Saddak adalah juda pemilik dari Aragon, klub berkuda equestrian dan pacuan yang berpusat di Lembang, Jabar. Sementara, Munawir pemilik Tombo Ati Stable.
Kuda-kuda Jabar sebagian besar berasal dari Aragon, sementara kuda-kuda Jateng dari Tombo Ati dan Eclipse Stable, Solo.
Pada final kejurnas pacuan yang diikuti lebih dari 100 kuda dari 15 daerah tersebut, Jabar dan Jateng bermaterikan kuda-kuda terbaik yang sebagian besar menuai prestasi dari gelaran berbagai kejuaraan yang diikuti dalam beberapa tahun terakhir, termasuk 2014.
Menurut keterangan Noviardi Sikumbang, sekretaris komisi pacuan PP Pordasi, Jabar bermaterikan 20 kuda, Jateng 16, sementara Jatim dan DIY masing-masing 3 kuda.
"Terbanyak dari tuan rumah, ada 48 kuda," kata Noviardi. Final kejurnas mementaskan 10 kelas utama dan satu kelas tambahan.
Dari 10 kelas utama tersebut, kata Noviardi Sikumbang, ada dua kelas yang akan menjadi pusat perhatian. Yakni, kelas 'Super Sprint' jarak 1300 meter dan Kelas Terbuka 'Star of Stars' jarak 2200 meter.
"Itu dua kelas bergengsi, yang paling ditunggu penonton," jelas Noviardi.
Di Kelas 'Super Sprint' jarak 1300 meter, akan bersaing empat kuda yang sama-sama 'ganas', yakni Djohar Manik (Jateng), Sutan Agogo (Jabar), Mutu Manikam (Jabar), dan Garuda Bintang (Sulut).
"Masih ingat khan kalau Djohar Manik itu juara Indonesia Derby 2014, sekaligus peraih Triple Crown tahun ini. Jadi, kualitasnya tak perlu diragukan," jelas Noviardi.
Akan tetapi, Djohar Manik diperkirakan akan memperoleh perlawanan keras dari tiga pesaingnya."Mutu Manikam juga jangan disepelekan. Dia juara Indonesia Derby tiga atau empat tahun lalu.
Mutu Manikam ini sangat cepat larinya, terutama saat sprint jelang finish," papar Noviardi yang sudah berada di Minahasa sejak pekan lalu.