News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cricket, Bukan Kriket, Lebih Nyaman dan Tidak Gaduh

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aziz Syamsuddin (kanan), Rita Widyasari dan Arsyad Achmadin

Rita Widyasari: Kita memang akan lebih intensifkan peranan di sosmed itu. Saya juga ingin kita punya website khusus yang mudah diakses dan menambah pengetahuan atau wawasan  masyarakat, sehingga masyarakat pada saatnya akan semakin menyayangi olahraga ini. tak sekadar penggiatnya saja. Sebagai langkah awal, publik sudah bisa mengakses ini: "Do you know about cricket sport?...visit http://cricketindonesia.or.id". Coba deh klik.                   

TANYA: Kalau bicara kendalanya, apa saja misalnya?                               

JAWAB: Sejauh ini rasanya saya tak ingin terlalu serius memikirkan kendala-kendalanya, sebab itu bisa saja melemahkan semangat kita, haha. Kita pikirkan yang baik-baiknya sajalah, bahwa cricket berpotensi untuk segera besar, lalu semakib maju dan berkembang. Kita harus oprimistis. (Arsyad Achmadin: Cricket ini sudah ada di 17 provinsi, sudah beberapa tahun ada dua kejuaraan rutin, di Bali dan Jakarta. Ke depannya kita upayakan perbanyak kejuaraan antarmahaswa dan sekolah. Tahun ini, antara Agustus atau September/Oktober, kita akan gelar prakualifikasi PON, untuk menjaring tim ke PON tahun depan di Jabar. Kalau dibilang kendala, kita tak ingin menyebut kelangkaan lapangan sebagai sebuah kendala besar. Lapangan untuk permainan atau pertandingan cricket bisa dimodifikasi dari lapangan sepakbola. Luasnya hampir sama, yang membedakannya adalah untuk cricket perlu lingkaran di tengah-tengah lapangan. Kalau lapangan sepakbola itu segiempat, cricket ada lingkaran besar ditengahnya.                        Soal lapangan, selain di Bali, lapangan cricket ada di kawasan Bumi Perkemahan Cibubur. Ada beberapa lapangan. Setiap kejuaraan dilakukan di sana terus. Pra PON juga nanti di sana. Kita bisa sewa satu lapangan. Kalau dibilang kendala, ya, mungkin hanya masalah alat pertandingannya saja, sebab sampai sekarang masih harus diimpor, entah dari India. Srilangka atau Australia. Mereka membuat alat pemukulnya dengan kayu khusus. Tetapi nanti bisa kita siasatilah. Kalau untuk pengembangan kedepannya, kita harus optimistis. Cricket ini sudah masuk dalam mata pelajaran resmi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rawamangun, jadi banyak tenaga-tenaga dari UNJ yang bisa membantu sosialisasi cricket untuk kalangan mahasiswa dan pelajar). tb       

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini