TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Skenario awal tuan rumah berlangsung mulus pada pertandingan babak pertama Piala Davis Grup II zona Asia Oseania di Stadion Tenis Gelora Manahan Solo, Jumat (4/3). Indonesia berbagi angka sama kuat dengan Vietnam, 1-1.
Petenis andalan Indonesia, Christopher Rungkat yang tampil pada partai pembuka, sukses membungkam perlawanan tunggal kedua Vietnam, Minh Tuan Pham 6-1 6-1 6-2.
Christo yang pekan ini bercokol di peringkat tunggal 462 dunia itu menyudahi permainan lawannya yang tak memiliki peringkat dunia itu dalam tempo 1 jam 29 menit.
“Saya cukup puas dengan kinerja hari ini,” tutur Christo seusai laga yang sempat tertunda lantaran rintik hujan yang menerpa kawasan Manahan, Solo.
“Untuk pertandingan berikutnya, saya harus ekstra fokus pada servis pertama tadi karena percentagenya rendah terutama di set kedua,” tutur pemain yang bakal tampil kembali di partai ganda berpasangan dengan Sunu Wahyu Trijati, Sabtu (5/3).
Merunut data statistik, Christo menorehkan persentase keberhasilan servis pertama hanya 53%, 40 dari 75 servis, terpaut jauh dengan percertage servis kedua yang mencapai 97%.
Sementara rasio poin yang berhasil diraih dari servis pertama dan kedua, sama besar yakni 67%.
Keunggulan tim Merah Putih sirna setelah tunggal utama Vietnam, Nam Hoang Ly berhasil menaklukkan Aditya Hari Sasongko 6-1 6-4 6-2. Dalam waktu 1 jam 53 menit, Ly yang pekan ini bercokol di peringkat tunggal 884 dunia menyudahi perlawanan Aditya (1436).
“Mohon maaf saya tidak berhasil menyumbang angka kemenangan bagi tim Indonesia. Namun tadi saya sudah bekerja keras, berusaha memberikan yang terbaik,” tutur Aditya, lajang kelahiran Baki, Sukoharjo yang hanya dibebani tugas untuk menguras tenaga lawan.
Sementara itu, kubu Vietnam menyambut suka-cita hasil pertandingan hari pertama ini.
“Tadi pertandingan yang berat karena saya harus beradaptasi dengan atmosfer pertandingan yang riuh dengan suara dukungan supporter. Saya sempat kehilangan fokus, terutama di set kedua,” papar Nam Hoang Ly, petenis muda kelahiran 25 Februari 1997.
Kendati akan bermain rangkap, tunggal dan ganda, petenis yang tahun lalu memenangi gelar juara ganda putra junior turnamen grand slam Wimbledon 2015 bersama Sumit Nagal (India) itu merasa tak terbebani.
“Saya sadar, sebagai andalan memang harus bermain rangkap dan telah mempersiapkan diri dengan baik,” tutur Ly.
Ganda Jadi Penentu