Zezen mengatakan pria yang mengaku anggota LSM itu ingin bertemu dengannya dan teman-temannya merasa tersinggung dengan berita tersebut.
Dia jg mengancam akan mendatanginya jika tidak bertemu.
“Dia mengaku sudah tahu tempat tinggal saya. Dia bahkan mengancam akan membuat saya kapok bila masih terus membuat berita-berita yang mengkritisi PB PON. Dia dan beberapa orang yang terdengar di suara telepon mengancam akan menghabisi saya dan karier saya di Tribun Jabar,” kata Zezen.
Masih belum berhenti, Zezen mengaku intimidasi dan teror terus bermunculan pada hari yang sama.
Ia mendapatkan telepon dari nomor yang berbeda sekitar pukul 15.32 WIB.
Orang yang menelpon ini mengaku sebagai anggota dari sebuah Organisasi Masyarakat (Ormas).
"Singkatnya orang-orang tersebut meminta saya menghentikan pemberitaan yang mengkritisi PB PON apalagi menulis hal yang sensitif," kata Zezen.
Zezen mengaku telah menyarankan kepada mereka dan pihak yang berkeberatan untuk menyampaikan hak jawab kepada redaksi Tribun Jabar.
Namun mereka malah mengancam akan datang dengan kekerasan jika datang ke kantor Tribun Jabar.
“Saya sempat menanyakan mengapa mereka keberatan padahal saya tidak merasa memberitakan mengenai Ormas ataupun LSM mereka," katanya lagi.
"Yang saya beritakan hanya berita normatif mengenai warning dari Kemenpora kepada PB PON agar hati-hati menggunakan dana PON sehingga kasus PON Riau tidak terulang di PON Jabar,” lanjutnya. (*)