Matheis berencana untuk melakukan pendekatan berbeda saat bertemu dengan Soda, dimana ia ingin menghindari pertarungan di atas matras dan bertahan dengan tinju. Hal ini ia pertimbangkan mengingat kemampuan Jiu-Jitsu yang ia milliki dapat menjadi keuntungan.
“Saya ingin mengetahui seberapa bagus permainan atas saya kali ini. Saya ingin perubahan. Pertarungan di atas matras sangat melelahkan, Anda membutuhkan lebih banyak tenaga,” terangnya. Meskipun ia sangat percaya diri bahwa ia akan mengangkat kedua tangannya setelah melawan Soda, Matheis menekankan bahwa ia begitu menghormati lawan asal Kambojanya ini.
Matheis tak keberatan jika harus bertarung tiga ronde penuh melawan Soda, namun ia mengakuinya bahwa tujuannya adalah untuk memastikan kemenangan.
“Saya ingin mendominasi selama tiga ronde. Namun saya berharap dapat menyelesaikannya segera. Ini adalah cara paling baik untuk mengatakan pada dunia bahwa saya telah kembali,” tutupnya.
Sunoto Siap Memanaskan Pertarungan Melawan Petarung Kamboja di Jakarta Setelah memastikan kemenangan ronde pertama melawan petarung Kamboja Chan Heng Januari lalu, “The Terminator” Sunoto kembali menginginkan kemenangan selanjutnya di ajang ONE Championship.
Sunoto ingin menjadikan dua kemenangan berturut-turut dalam laga di 2017 ini, saat ia kembali bertemu dengan petarung Kamboja lainnya, Thai Rithy dalam laga tambahan ONE: TOTAL VICTORY, yang akan berlangsung di Jakarta Convention Center, di rumah keduanya di Jakarta, Indonesia pada Sabtu, 16 September 2017.
“Penggemar dapat melihat kemampuan saya yang lebih baik,” ujar Sunoto. “Saya berkembang lebih baik dalam setiap pertarungan, dan pertarungan terakhir memberikan saya banyak hal. Sehingga pertarungan kali ini adalah saat saya menguji kemampuan baru saya dan menunjukkannya di rumah kedua di Jakarta.”
Petarung kelas bulu Indonesia berusia 31 tahun ini merupakan salah satu dari banyak atlet bela diri yang dengan bangga dapat mewakili Indonesia. Dibesarkan di Blora, Jawa Tengah, Sunoto memiliki ketertarikan dengan bela diri sejak Ia kecil. Meskipun Sunoto belajar berbagai disiplin ilmu bela diri saat muda, seperti taekwondo, ia kemudian hanya fokus pada Wushu dan Brazilian Jiu-Jitsu.
Dengan keinginan untuk memperluas kemampuannya dalam bela diri, Sunoto menjadi Juara Indonesia WKF, yang membawanya dari kota kecil tempat kelahirannya menuju ibu kota negara. “Saya telah berlatih bela diri sejak saya kecil namun tak pernah menyentuh kompetisi bela diri professional hingga sekitar tahun 2011-2012,” paparnya.
“Manajer saya saat ini, Adri Kumara, dan timnya di waktu bersamaan membawa saya ke Jakarta dan memulai karir profesionalnya.”
Ia dikenal dengan julukan “The Terminator” karena gaya bertarungnya yang agresif dan tak pernah mundur dari setiap tantangan. Sunoto saat ini dikenal sebagai salah satu petarung luar biasa dari kompetisi bela diri yang baru mulai berkembang di Indonesia.
Dengan keunggulan dalam bergulat dan meraih kemenangan di atas matras, tiga dari enam kemenangan Sunoto diraih dengan menyerahnya sang lawan. “Ini adalah laga ONE Championship ke empat saya di Jakarta. Saya memiliki catatan 6-3 di laga profesional, namun saya memiliki rekor 5-0 saat bertarung di Indonesia. Saya percaya bahwa penonton di Indonesia memberikan saya tenaga dan motivasi ekstra saat bertarung di hadapan mereka,” tegasnya
Aksi Sunoto bertarung melawan Thai Rithy akan hadir di akhir minggu ONE: TOTAL VICTORY, dan setelah memenangkan pertarungan, ia berharap dapat bertarung tiga kali lagi dan menjadi penantang gelar juara.
“Tujuan saya adalah untuk menjadi juara dan menginspirasi banyak orang. Saya tahu banyak hal positif yang dapat diberikan bela diri, dan saya ingin orang-orang terinspirasi untuk melakukannya. Itulah kenapa saya tetap melakukannya dan berharap juga dapat memberikan kesejahteraan bagi keluarga saya,” paparnya.