"Lha kalau kita sudah ngikutin (deadline) tanggal 5 November harus diserahkan, tiba-tiba yang lain bisa nyusul. Lha kok boleh? Bukan soal rame gak rame, atau kalah menang, tapi keseriusan aturan penjaringan yang harus diikuti. Kalau dari awal sudah salah nanti seterusnya salah semua," jelas Susanto.
Menurut Susanto, Caketum Rildo Ananda Anwar pada saat batas waktu penyerahan berkas pencalonan sudah didukung 12 Pengda, dan terus bertambah dari hari ke hari. Hingga saat ini Rildo telah didukung oleh 22 Pengda Pelti.
Susanto menyatakan meski edaran tidak bernomor dan berkop surat resmi organisasi, tapi yang mengeluarkan adalah Ketua Tim Penjaringan Susan Soebakti dengan anggota Wailand Walalangi.
Keduanya adalah anggota PP Pelti. Edaran tersebut kemudian dibatalkan dengan alasan agar lebih banyak Caketum yang maju dalam Munas PP Pelti.
"Kalau alasannya hanya karena Pak Rildo yang muncul sebagai calon tunggal, yang salah siapa? Apa ada aturan tidak boleh calon tunggal? Yang ada batasnya tanggal 5 November, itu aja yang pasti," ujar Susanto.
Pernyataan Susanto dibenarkan oleh Sekretaris Umum Pengda Pelti Jabar Eko Supriatna. Buat Pengda Pelti Jabar, kata Eko, aturan adalah segalanya kalau mau tertib organisasi.
"Pengda Jabar tak punya hak membuat aturan soal penjaringan dan itu adalah hak PP Pelti sebagai panitia munas nanti. Kalau munas dimulai sudah melenceng dari aturan yang disepakati, kita sudah bisa menilai sendiri sikap PP Pelti panitia munas," tutur Eko.
Eko juga menilai PP Pelti tidak menerapkan tata kelola yang baik di organisasi olahraga tenis nasional karena mengeluarkan edaran penjaringan caketum tanpa kop dan nomor surat resmi.
"PP Pelti era sekarang ini, maaf saja, tidak tahu organisasi. Kami saja mengeluarkan dukungan pada Pak Rildo itu dengan surat resmi Pengda Jabar yang berkop dan bernomor serta berstempel," tegasnya.
Sebelumnya PP Pelti menyatakan dua kandidat dinyatakan lolos dalam tahap verifikasi akhir bakal calon Ketua Umum PP Pelti 2018-2022. Kedua kandidat tersebut adalah Rildo Ananda Anwar dan I Gede Widiade.
"Untuk Munas kali ini kami sudah mengumumkan kepada Pengda-pengda (pengurus daerah) sejak September lalu. Pada saat pendaftaran dibuka untuk Ketua Umum pada 2 Oktober hingga 5 November lalu, hanya Rildo yang memenuhi syarat administrasi dan itu membuat kami cukup konsern," urai Wibowo yang karib disapa Maman.
Maman pun mengakui setelah lima hari pendaftaran ditutup masuk nama baru yakni Gede Widiade.