Di tahun yang sama, Jakarta Marathon telah menerima sertifikasi dari International Association of Athletics Federations (IAAF) yang berlaku selama 5 tahun serta terdaftar di Association of International Marathons and Distance Races (AIMS) dengan tingkat elevasi 0 m/km.
Debut Jakarta Marathon tahun 2013 menawarkan total hadiah uang tunai senilai Rp 2,5 miliar yang dipersembahkan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun sejak 2 tahun terakhir, dukungan hadiah dari pemprov DKI ditiadakan sehingga jumlah hadiah menurun drastis.
Meskipun terdapat berbagai tantangan, khususnya mengenai sterilisasi jalur lari (runcourse) akibat tengah berlangsungnya pembangunan infrastruktur jalan dan MRT/LRT, Jakarta Marathon menjadi ajang olahraga berskala Internasional yang strategis mempromosikan wisata olahraga Indonesia khususnya ibukota Jakarta.
Rute Jakarta Marathon dibuat sedemikian rupa melewati berbagai ikon wisata kota Jakarta, seperti Kota Tua, Pasar Baru, Gereja Katedral, Masjid Istiqlal, Bundaran HI, Patung Pancoran, Stadion GBK dan kemegahan gedung-gedung pencakar langit Ibukota.
Jakarta Marathon semula dimeriahkan dengan beragam festival budaya dan pertunjukan musik dukungan dari Disparbud DKI, namun pada 3 tahun terakhir dukungan tersebut hilang karena anggaran dari Disparbud DKI ditiadakan.
Tiga hari jelang lomba, Jakarta Marathon menggelar Sports & Runing Expo (SRE) sebagai rangkaian kegiatan pendukung yang akan diisi oleh kegiatan race pack collection, running clinic, workshop.
Selain itu, para peserta Jakarta Marathon serta masyarakat umum dapat mengunjungi puluhan gerai pameran dari para sponsor yang menawarkan berbagai produk olahraga dari merk terkemuka.
Nilai ekonomi yang bergulir saat Expo tersebut terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah peserta dan pengunjung expo. Nilai transaksi mulai dari Rp 800 Juta pada 2014 hingga tercatat Rp 6,4 Miliar pada 2017.