Adit menceritakan, dirinya hobi bermain sepak bola sejak kecil.
Pada saat berusia 17 tahun, Adit lolos Diklat Persib Bandung.
Hingga pada saat sebuah pertandingan sepak bola di kampus, ia mendapat cedera parah.
Kaki kanannya mengalami patah tulang.
"Sekitar 2 tahun lalu, saya ikut pertandingan uji coba di kampus, trus di depan gawang, kaki saya berbenturan sama kiper lawan, dan saya mengalami cedera patah tulang kaki sebelah kanan," ungkapnya.
Cedera Adit berujung pada saran dokter agar kaki kanannya diamputasi.
Pada saat itu, langkah medis dan pengobatan alternatif sudah dicoba Adit.
Namun karena tak kunjung sembuh dan memiliki keterbatasan biaya, akhirnya Adit dibawa pulang ke rumah.
"Kurang lebih 2 tahun saya di kamar aja tuh rebahan dan ngerasain sakitnya yang belum jg ada tanda-tanda baik."
"Akhirnya saya mikir daripada saya cuma bisa diem aja keterbatesan gerak, saya mengikuti saran dokter untuk mengamputasi kaki saya ini.
Lagi pula dokter khawatir takut ada jaringan tubuh lain dari saya yang akan ikut rusak juga," ungkapnya.
Adit mengaku dukungan keluarga, teman, dan tekad yang dimilikinya, ia memutuskan untuk melakukan amputasi.
"Kalo dibilang sedih, sedih banget dan paling sedih pas mikir gimana sama hobi main bola saya nanti," ungkapnya.
Namun dirinya mengaku bersyukur tetap bisa bermain sepak bola dengan satu kaki.