TRIBUNNEWS.COM - Olahraga lari atau running di Indonesia semakin populer. Banyaknya acara promosi dan sosialisi yang dibungkus dengan kompetisi running turut mempengaruhi orang untuk menjalani olahraga ini.
Memang, jika dilakukan dengan tepat dan teratur, lari bisa menjadi olahraga yang menghasilkan pembakaran kalori paling banyak. Selain itu, olahraga satu ini relatif murah dan mudah dilakukan di mana saja. Tidak ada salahnya pula jika di awal tahun ini Anda mencoba memulai kebiasaan sehat ini.
Namun begitu, ada sejumlah hal yang perlu Anda ketahui seputar persiapan, teknik berlari, serta beberapa tips penting sebelum Anda membiasakan berolahraga berlari.
Walau disebut sebagai olahraga yang paling mudah, tetapi olahraga ini tetap memerlukan trik dan teknik khusus agar manfaat lari bisa didapatkan secara maksimal dan meminimalkan risiko cedera.
Berikut ini tips dari tim medis Jovee, produsen suplemen kesehatan, bagi Anda sebelum memulai kebiasaan olahraga lari.
Pertama, di tahap persiapan. Sangat disarankan Anda berlari dengan mengenakan peralatan yang layak seperti sepatu dan pakaian olahraga. Selain itu, Anda perlu melakukan pemanasan lebih dulu, demi mengurangi risiko cidera. Pemanasan dapat dilakukan setidaknya lima menit dengan jalan kaki ringan, jalan di tempat, atau naik turun tangga.
Ditahap ini Anda juga perlu menyiapkan kondisi fisik yang baik. Seperti, mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat satu jam sebelum berolahraga.
Sekadar mengingatkan, mengenakan pakaian olahraga yang nyaman cukup penting. Celana olahraga pendek atau panjang, serta kaos yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu ketat dapat menjadi pilihan yang nyaman.
Kedua, perhatikan teknik berlari. Beberapa teknik berikut ini dapat membantu Anda memulai olahraga ini dengan risiko kecil.
· Kombinasi berlari dan berjalan
Setelah berjalan kaki selama 30 menit tanpa kendala, Anda dapat mencoba mengganti jalan kaki dengan lari pelan, kemudian sedikit demi sedikit tambahkan kecepatan hingga terasa nyaman.
Sebagai pemula, hindari berlari terlalu jauh atau terlalu lama karena berisiko menyebabkan cedera. Mulailah dengan jarak dan durasi pendek yang kemudian terus ditingkatkan. Terengah-engah setelah berlari bisa jadi tanda bahwa Anda berlari berlebihan.
Seorang pelari Olimpiade menyarankan agar pelari pemula mengambil jeda untuk berjalan kaki 5-10 detik tiap menit. Menurutnya, berjalan kaki di sela berlari dapat menjadi cross-training yang baik. Seiring makin sering melakukan olahraga lari, otot serta sendi menguat, maka rasio berjalan dan berlari dapat menjadi makin jarang.
Jika dilakukan secara teratur, dalam waktu enam bulan, Anda kemungkinan sudah dapat berlari jarak jauh. Kombinasi berlari dan berjalan juga dapat membantu mencegah kelelahan dan cedera, serta membuat Anda lebih santai melakukan olahraga lari.