Lebih lanjut, ternyata ada satu alasan utama dibalik keputusan Praveen memilih sosok Melati sebagai partnernya.
"Faktor utama saya memilih Melati karena dia cantik," jujur Praveen.
"Karena cantik begitukan saya jadi semangat di lapangan, kalau marah tidak bisa juga," lanjutnya sambil disertai tawa.
Mendapatkan pujian seperti itu, Melati terlihat hanya tersipu malu.
Sejak awal tahun 2018 akhirnya pasangan Praveen/Melati mulai mengepakkan jalan karirnya.
Baca: Curahan Hati Praveen/Melati Pasca Juarai All England 2020 Ditengah Wabah Covid-19
Tercatat sudah tiga gelar bergengsi pernah dimenangkan oleh pasangan Praveen/Melati.
Perancis Open, Denmark Open, dan All England menjadi tiga turnamen bergengsi yang telah berhasil disegel pasangan Praveen/Melati.
Berbagai pengalaman dan kualitas yang dimiliki keduanya bukan tidak mungkin jika pasangan Praveen/Melati bisa menjadi andalan Indonesia dalam berbagai turnamen mendatang.
Hanya satu ujian yang harus dihadapi pasangan Praveen/Melati yakni perihal konsistensi.
Hal tersebut menjadi PR tersendiri bagi keduanya beserta jajaran pelatih.
Hal itu tersirat dari reaksi keduanya setelah merengkuh gelar juara Denmark Open dan Perancis Open 2019.
Seusai menjadi jawara dua turnamen bergengsi tersebut, keduanya justru gagal menampilkan performa terbaiknya.
Dalam lima turnamen beruntun mulai dari China Open, Hong Kong Open, BWF World Tour Final, Malaysia Masters, hingga Indonesia Masters.
Pasangan Praveen/Melati gagal menampilkan performa terbaik.