"Dia kadang mudah marah dan tampak tegang," ungkapnya.
"Ketika ada perkelahian, dia menggunakan alat pukul dan semprotan lada kepada semua orang meski hal itu menurut saya tidak diperlukan," kata Santamaria, dikutip dari Daily Mail.
Santamaria berandai bila saja Chauvin ketika itu menyadari pria yang ditindihnya adalah mantan rekan kerjanya dahulu, mungkin saja George Floyd tidak akan meninggal ditangannya.
"Hei, kawan, kau dan aku bekerja bersama di tempat Maya. Ingat saya?" Santamaria berandai.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Ika Nur Cahyani)
BERITA REKOMENDASI