TRIBUNNEWS.COM - Pebulu tangkis spesialis ganda putri Indonesia, Greysia Polii berusaha menyikapi penangguhan turnamen dengan cara bijak dan tepat.
Tak kurang dari tiga bulan, turnamen bulu tangkis dunia terpaksa ditangguhkan akibat pandemi Covid-19.
Ajang All England 2020 menjadi turnamen terakhir yang dihelat oleh BWF pada bulan Maret lalu.
Greysia Polii mencoba mengambil hikmah positif dari penangguhan turnamen tersebut untuk melakukan refleksi diri.
Refleksi diri yang coba dilakukan oleh Greysia Polii yakni dengan cara mengevaluasi permainan yang ia tampilkan sejauh ini.
Baca: Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu Resmi Segel Tiket Lolos Olimpiade Tokyo
Baca: Flandy Limpele Tangani Ganda Putra Malaysia, Indra Wijaya Akui Sempat Terkejut
Selain itu, ia juga memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan positif dan produktif di tengah penangguhan turnamen saat ini.
"Saya punya banyak waktu terutama ketika kami kembali setelah berpartisipasi dalam ajang All England," ujar Greysia Polii dilansir laman resmi BWF.
"Saya telah menghabiskan banyak waktu untuk refleksi, pada apa yang harus saya lakukan dan hanya memikirkan diri saya sendiri," tambahnya.
"Kemudian untuk membuat kegiatan lebih menyenangkan, saya mencoba memainkan musik," lanjut partner main Apriyani Rahayu di sektor ganda putri tersebut.
Baca: Lee Zii Jia Bocorkan Satu Hal yang Paling Dibenci Saat Jalani Sesi Latihan
Lebih lanjut, pebulu tangkis yang kini menempati ranking delapan dunia itu juga tak sungkan melakukan hal baru lainnya.
Mulai dari belajar bahasa mandirin dan berbagai bentuk pengembangan diri lainnya, diluar konteks bulu tangkis.
"Saya juga mencoba mempelajari sesuatu hal baru seperti membaca buku tentang pengembangan diri, belajar bahasa, serta belajar menjadi seorang gamer," jujur Greysia Polii.
"Saya tertarik dengan bahasa Mandirin, Korea, dan saya sudah berlatih bahasa-bahasa itu," senangnya.
Dalam situasi yang serba tidak menentu saat ini, Greysia Polii mengakui dirinya bisa semakin dekat dengan Tuhan.