"Ketika mereka mengkritik Rossi, memang dia telah melakukan hal-hal yang salah, karena dalam hidup kita semua membuat kesalahan," imbuhnya.
"Akan tetapi, dia memenangkan GP pertamanya pada 1996 di Brno, mengagumkan bahwa pada usia 41 tahun dia masih menantang Marc Marquez dan pembalap lainnya," ucapnya lagi.
Rival pertama Rossi di MotoGP itu percaya bahwa motivasi The Doctor untuk tetap balapan dikarenakan kecintaannya pada dunia balap.
"Secara finansial, dia sudah tercukupi, dia juga mempunyai tim di kelas Moto3 dan Moto2, serta akademi," kata Martinez.
"Seharusnya dia tidak perlu mengambil risiko lagi, tapi Rossi adalah Rossi," kata bos tim Aspar (sekarang Angel-Nieto) tersebut.
Stoner: Memalukan Jika Rossi Berakhir di Tim Satelit
Kontrak pebalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi, di Monster Energy Yamaha berakhir musim ini.
Tim pabrikan Monster Energy Yamaha telah merekrut Fabio Quartararo dari Petronas Yamaha SRT sebagai gantinya.
Kabar beredar, Rossi bakal bergabung dengan tim satelit, Petronas Yamaha SRT, jika ingin bertahan di MotoGP.
Opsi untuk membalap bersama Petronas Yamaha SRT menjadi pilihan realistis lantaran musim ini dinilai bukan menjadi waktu yang tepat dari pebalap asal Italia itu untuk pensiun.
Baca: Kode dari Valentino Rossi: Turun Kasta, Musim Depan Tetap Beraksi di MotoGP
Akan tetapi, andai langkah tersebut dia ambil, Rossi menjadi bahan olok-olokan mantan pebalap MotoGP yang juga rival terberatnya, Casey Stoner.
Pebalap Australia menyebut Rossi salah ambil keputusan jika harus bergabung dengan Petronas Yamaha SRT.
Stoner bahkan tak segan mengatakan opsi itu adalah langkah blunder dan memalukan.
Pria 34 tahun tersebut lebih menyarankan Rossi pensiun meski kondisi saat ini sedang buruk-buruknya.