Menurut Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Susy Susanti, pembagian grup disesuaikan dengan penilaian dari kekuatan masing-masing individu.
"Misalnya, satu grup punya ganda dengan peringkat tertinggi, maka grup itu tidak akan ada pemain tunggal yang rankingnya paling tinggi juga," ujar Susy Susanti dilansir laman resmi PBSI.
"Melihat pembagian grup, akan sulit memperkirakan siapa juaranya. Karena kekuatannya bisa dibilang merata."
"Pemilihan tunggal dan ganda ketiga pun tetap kami pertimbangkan agar merata semuanya," tutur Susy Susanti.
PBSI benar-benar mempersiapkan simulasi ini sehingga para pemain bisa mendapatkan atmosfer bertanding di turnamen beregu Piala Thomas dan Uber.
Pada simulasi ini terdapat empat grup yang akan saling bersaing untuk memperebutkan posisi teratas.
Tim dengan nilai kemenangan terbanyak akan keluar sebagai juara. Sistem yang sama juga berlaku pada simulasi Piala Uber.
Satu tim terdiri dari tujuh pebulu tangkis yang terdiri dari tiga tunggal dan dua pemain ganda.
Adapun simulasi Piala Thomas dan Uber 2020 ini menawarkan hadiah sebesar Rp 100 juta untuk tim pemenangan dan Rp 50 juta untuk runner-up.
Agenda simulasi tersebut rencananya akan dimulai tanggal 1 September 2020 mendatang.
(Tribunnews/Dwi Setiawan)