TRIBUNNEWS.COM - Pembalap KTM Factory Racing, Pol Espargaro baru-baru ini membagikan kisah sakit hatinya akibat merasa 'dikhianati' oleh bos Yamaha, Lin Jarvis.
Lin Jarvis, selaku Managing Director Yamaha Motor Racing diklaim oleh Pol Espargaro pernah menjanjikan satu tempat untuk dirinya di tim pabrikan Yamaha.
Sebagai juara dunia Moto3 2013, Polyccio -panggilan akrab Pol Espargaro- menerima tawaran membela Monster Yamaha Tech 3 pada 2014.
Baca: Jadwal MotoGP 2020: Seri Catalunya Akhir Pekan Ini, Kejelasan Rossi-Petronas SRT jadi Tajuk Utama
Baca: Kekecewaan Hakan Calhanoglu Warnai Debut Brahim Diaz bersama AC Milan di Liga Italia
Pada musim tersebut, Pol pun mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan Suzuki di MotoGP 2015.
Pembalap asal Spanyol itu sebenarnya tertarik bergabung dengan Suzuki. Mengingat mereka di musim 2015 kembali naik ke kelas premier setelah vakum di tahun 2011.
Namun Pol Espargaro tak langsung bisa mengiyakan tawaran tersebut,.
Adik Aleix Espargaro itu memilih untuk meminta izin terlebih dahulu kepada Lin jarvis,s elaku bos utama Movistar Yamaha saat itu.
Namun oleh Lin Jarvis, Pol Espargaro dirayu untuk bertahan di Yamaha Tech3.
Alasannya ialah Pol Espargaro akan menggantikan posisi Valentuino Rossi yang kian dekat dengan masa pensiunnya.
Atas iming-iming ini, Espargaro akhirnya bertahan di Tech 3, membiarkan Suzuki menggaet sang kakak, Aleix Espargaro, dan Maverick Vinales.
"Saat Suzuki kembali ke MotoGP, saya dapat tawaran untuk bergabung dengan mereka, dan kontraknya sama dengan yang ditandatangani kakak saya," kisa Pol Espargaro seperti yang dikutip dari Tuttomotoriweb.
"Saya pun bicara dengan Lin (Jarvis), yang meminta saya bertahan di tim satelit karena Valentino (Rossi) akan pensiun dan Yamaha butuh rider muda."
Namun adalah perkataan Lin Jarvis yang membuat Pol Espargaro sakit hati, yakni petinggi Yamaha itu membantah adanya kesepakatan tersebut.
"Tapi Lin membantah hal ini di jumpa pers, dan bikin saya sakit hati," jelasnya menambahkan.