Baca Juga: Franco Morbidelli Yakin Marc Marquez Akan Kembali Kuat Saat Comeback
"Doktor harus tahu bagaimana menahan hasrat pebalap dan membuatnya bersikap realistis," ujar Marquez dalam interviu dengan DAZN.
"Jika saya diberi tahu bahwa platnya bisa rusak, saya tidak akan menaiki motor dengan kecepatan 300 kilometer per jam di Jerez," imbuhnya.
Ucapan senada diungkapkan oleh Livio Suppo selaku mantan petinggi Honda.
Livio Suppo secara khusus menyebut Direktur Medis MotoGP, Dr. Angel Charte, dan ahli traumatologi MotoGP, Dr. Xavier Mir, sebagai pihak yang bersalah.
Baca Juga: Joan Mir Akui GP Austria Jadi Titik Baliknya Menuju Gelar Juara Dunia MotoGP 2020
"Saya selalu mengatakan bahwa kesalahan dalam kejadian ini terletak kepada para dokter," kata Livio Suppo, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
Suppo mengaku pernah memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan keputusan Dr. Angel Charte dan Dr. Xavier Mir.
Jack Miller, saat itu pembalap Marc VDS Honda, mendapat izin untuk berlomba meski terancam mengalami kelumpuhan akibat cedera tulang belakang.
"Pada 2016 Miller mengalami patah tulang belakang. Dokter yang sama, Mir dan Charte, memberi izin kepadanya. Saya pun bingung," tutur Suppo.
"Pengalaman saya dengan kecelakaan yang dialami teman saya, Filipo Preziosi, membuat saya bertanya kepadanya tentang dokter lain yang bisa memberi saran."
"Hasilnya, semua dokter yang saya temui mengatakan Jack seharusnya tidak berlomba karena risiko kelumpuhan akibat kecelakaan apa pun sangat tinggi," imbuhnya.
Baca Juga: Bersama Pramac Racing, Johann Zaro Target Hasil Bagus pada MotoGP 2021
Marc Marquez dikabarkan kehilangan kepercayaan dengan Dr. Xavier Mir.
Keputusan Marquez untuk menjalani operasi ketiga di rumah sakit lain menimbulkan spekulasi bahwa ia tak lagi percaya dengan dokter kepercayaannya itu.
Marc Marquez bahkan sempat dilaporkan melakukan konsultasi dengan berbagai dokter lain sebelum memutuskan untuk kembali menjalani operasi.