Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam olahraga Bola Voli, tak dipungkiri, postur tubuh pemain memiliki pengaruh di atas lapangan.
Tak heran atlet Voli baik putra dan putri didominasi oleh pemain yang berpostur tinggi.
Namun, bukan berarti postur pas-pasan tidak bisa bersaing, justru dengan strategi jitu, tim yang berisikan pemain berpostur pendek pun bisa berprestasi seperti Jepang.
Hal inilah yang menginspirasi Tim Bola Voli Putri DKI Jakarta, yang akan bertarung di PON Papua, Oktober mendatang.
Tak banyak pemain berpostur tinggi membuat M Ansori selaku pelatih kepala mematangkan strateginya.
"Jepang selalu masuk ke kejuaraan dunia meski pemainnya pendek. Namun, pemain dengan postur pendek harus punya kualitas atau kelebihan, seperti kecepatan, kelincahan dan sinkron," ujarnya.
Menurutnya, pemain berpostur pendek punya kecerdikan dalam bermain.
Hal itulah yang dimatangkan olehnya.
"Dengan komposisi pemain yang berpostur pas-pas'an, kami mematangkan pertahanan tim. Di voli memang postur tubuh berpengaruh. Namun, dulu ada pemain voli putri Cuba yang bernama Mireya Luis yang berpretasi di era 80 hingga 90'an. Luis itu tingginya pas-pasan namun lompatannya hingga 3 meteran, dan top spiker. Tentu tim kami juga punya kelebihan, yaitu di kecepatan," jelasnya.
Ia pun melatih komunikasi tim serta penguasaan lapangan di anak asuhnya.
Menurut Ansori, target medali emas sangat rasional diraih meskipun hampir 50 persen pemain voli putri DKI Jakarta baru, dan sebagain berpostur pas-pas'an.
"Koordinasi depan dan belakang harus bagus. Itu yang terus kami latih. Kami yakin waktu persiapan ini cukup sebagai modal di PON nanti," terangnya.