Tak hanya itu saja, keberhasilan The Daddies juga memiliki makna tersendiri bagi Hendra Setiawan.
Pebulu tangkis berusia 36 tahun ini berpeluang mengukir rekor penuh sejarah seandainya mampu menjadi yang terbaik di Olimpiade Tokyo 2021.
Salah satu rekor bersejarah yang bisa dipecahkan Hendra Setiawan yakni statusnya sebagai pemenang tertua bulutangkis di Olimpiade.
Dilansir Badminton Stats, status peraih medali emas bulutangkis tertua dalam sejarah Olimpiade masih dipegang oleh Zhang Ning (2008).
Kala itu Zhang Nin berhasil meraih medali emas ketika usainya menginjak 33 tahun saat membela China di sektor tunggal putri.
Baca juga: Jadwal Bulutangkis Olimpiade 2021 Live TVRI: Ahsan/Hendra vs Lee/Wang, Antara Dendam & Tiket Final
Berlanjut sore hari, ganda putri Indonesia sukses mengukir sejarah dalam Olimpiade.
Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi ganda putri Indonesia pertama setelah mengalahkan Du Yue/Li Yin Hui dalam durasi 100 menit dari drama rubber game.
Ini juga kali pertama ganda putri Indonesia berhasil mengalahkan China sejak Olimpiade 1996.
Setelah tahun tersebut, Indonesia tak pernah menang melawan wakil China.
Hal itu diketahui dari postingan akun Twitter BadmintonTalk, "HISTORY FOR INDONESIA!!!. Greys Polii/ Apriyani Rahayu has become the FIRST EVER INDONESIAN Women's Doubles #Badminton pair to play in the #Olympics SEMIFINALS," tulis akun Twitter BadmintonTalk.
"REKOR 7 OLIMPIADE, PECAH HARI INI. GO GET THE MEDAL GREYS AND APRI!!" tulisnya lagi.
"Kebanggaan bangsa. Indonesia akhirnya memiliki pasangan ganda putri di semifinal bulu tangkis Olimpiade. GreysPolii dan Apriyani Rahayu" tulis akun Twitter BWF.
Anthony Sinisuka Ginting juga berhasil mencetak sejarah.
Dia adalah tunggal putra pertama Indonesia yang mencapai perempat final Olimpiade sejak Sony Dwi Kuncoro pada 2008, menurut BadmintonTalk.