News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade 2021

Kisah Apriyani Rahayu Anak Petani dari Desa: Mengaku Kuat Karena Banyak Makan Songgi, Kini Raih Emas

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia berpose dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV / AFP)

Songgi atau Sinonggi adalah makanan khas Sulawesi Tenggara yang kenyal dan lengket. Makanan ini terbuat dari pati sari sagu.

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu merayakan kemenangan dengan Greysia Polii dari Indonesia dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Shin Seung-chan dari Korea Selatan dan Lee So-hee dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli, 2021. Pedro PARDO / AFP (Pedro PARDO / AFP)

Amiruddin mengatakan, hinaan demi hinaan tersebut justru menjadi cambuk bagi dirinya utamanya Apriyani Rahayu.

Dia bersama almarhum ibu Apriyani pun terus memberi dukungan kepada sang buah hati.

“Tapi satu dorongan bagi saya untuk membina dia bagaimana bisa bagus prestasinya,” jelas Amiruddin.

Apalagi, kata Amiruddin, dia yakin putrinya tersebut memiliki potensi besar di cabang olahraga bulutangkis sejak dini.

Alhasil, kini sang putri berhasil membuktikan diri dengan menuai prestasi.

“Saya lihat dia punya gerakan itu calon-calon pemain dunia, dan Alhamdulillah kini terbukti dia menjadi juara dunia,” ujarnya.

Suasana nonton bareng di kediaman Apriyani Rahayu menyaksikan final Olimpiade Tokyo 2021 tepatnya sektor ganda putri di Konawe, Sulawesi Tenggara, Senin (2/8/2021). (Tangkapan Layar Tribunnews Sultra)

Pegang Raket Sejak Usia 3 Tahun

Pebulutangkis Apriyani Rahayu disebutkan sudah memperlihatkan minat bulutangkis sejak kanak-kanak.

Dia mulai memegang raket sejak usia 3 tahun.

Minat dan bakat Apriyani tersebut diturunkan dari sang ibu yang dulunya atlet bulutangkis.

Sang ibu, Sitti Djauhar, semasa hidup kerap mewakili dinas untuk bertanding.

“Dia pegang raket itu sejak masih kecil, baru usia 3 tahun. Kebetulan mamanya, almarhumah pemain bulu tangkis dan dulu biasa mewakili dinas bertanding,” kata ayah Apriyani Rahayu, Amiruddin P.

Namun, kala itu, sang ibu memberikan Apriyani raket bekas.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini