“Makanya ada raket tapi mamanya tidak mau kasih raket yang bagus tapi raket bekas. Disambung-sambung itu raketnya,” jelas Amiruddin.
Menurut Amiruddin, sang putri memang sudah memperlihatkan talenta sejak kecil, sebelum masuk sekolah dasar.
“Boleh dikata, Apriyani belum lancar bicara sudah bermain bulu tangkis,” ujar Amiruddin.
Amiruddin mengatakan, saat kecil Apriyani sering bermain bulutangkis menggunakan raket yang dimiliki almarhum ibunya.
Namun, dia menggunakan raket bekas tak layak pakai kala masih anak-anak.
“Belum bisa beli raket dulu, masih disambung-sambung (tali senar),” jelas Amiruddin.
Seiring berjalannya waktu minat dan potensi putrinya itu semakin kelihatan.
Mereka pun membelikan raket untuk Apriyani.
Tak sekadar raket, halaman rumah pun disulap menjadi lapangan bulutangkis seadanya.
Ikut Turnamen Pertama Pada Usia Dini
Dengan bakat dan potensi yang dimiliki putrinya itu, kata Amiruddin, Apriyani mulai mengikuti turnamen bulutangkis saat masih usia dini.
Sekitar tahun 2006, ada seorang guru yang mencari bibit atlet untuk mewakili kecamatan bertanding untuk tingkat Kabupaten Konawe.
“Alhamdulillah, ada temannya yang bilang 'ada teman ku, siapa namanya? Apriyani Rahayu' sudah mi dia suruh bawa raket,” ujar Amiruddin.
Kala itu, Apriyani kemudian dibawa ke sekolah untuk dilatih dan diuji oleh gurunya.