News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade 2021

Kisah Apriyani Rahayu Anak Petani dari Desa: Mengaku Kuat Karena Banyak Makan Songgi, Kini Raih Emas

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia berpose dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV / AFP)

“Makanya ada raket tapi mamanya tidak mau kasih raket yang bagus tapi raket bekas. Disambung-sambung itu raketnya,” jelas Amiruddin.

Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (depan) melakukan pukulan di sebelah Greysia Polii Indonesia dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis ganda putri melawan Sayaka Hirota dari Jepang dan Yuki Fukushima dari Jepang selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 27 Juli 2021. (ALEXANDER NEMENOV / AFP)

Menurut Amiruddin, sang putri memang sudah memperlihatkan talenta sejak kecil, sebelum masuk sekolah dasar.

“Boleh dikata, Apriyani belum lancar bicara sudah bermain bulu tangkis,” ujar Amiruddin.

Amiruddin mengatakan, saat kecil Apriyani sering bermain bulutangkis menggunakan raket yang dimiliki almarhum ibunya.

Namun, dia menggunakan raket bekas tak layak pakai kala masih anak-anak.

“Belum bisa beli raket dulu, masih disambung-sambung (tali senar),” jelas Amiruddin.

Seiring berjalannya waktu minat dan potensi putrinya itu semakin kelihatan.

Mereka pun membelikan raket untuk Apriyani.

Tak sekadar raket, halaman rumah pun disulap menjadi lapangan bulutangkis seadanya.

Apriyani Rahayu dari Indonesia dan Greysia Polii dari Indonesia (kiri) merayakan kemenangannya setelah memenangkan pertandingan final bulu tangkis ganda putri melawan Jia Yifan dari China dan Chen Qingchen dari China pada Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo. Senin (2 Agustus 2021). (Alexander NEMENOV/AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Ikut Turnamen Pertama Pada Usia Dini

Dengan bakat dan potensi yang dimiliki putrinya itu, kata Amiruddin, Apriyani mulai mengikuti turnamen bulutangkis saat masih usia dini.

Sekitar tahun 2006, ada seorang guru yang mencari bibit atlet untuk mewakili kecamatan bertanding untuk tingkat Kabupaten Konawe.

“Alhamdulillah, ada temannya yang bilang 'ada teman ku, siapa namanya? Apriyani Rahayu' sudah mi dia suruh bawa raket,” ujar Amiruddin.

Kala itu, Apriyani kemudian dibawa ke sekolah untuk dilatih dan diuji oleh gurunya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini