"Dia bilang dia mau jadi juara, terserah Koh Didi mau kasih program apa, saya siap."
Apriyani Rahayu kemudian terus menunjukkan kegigihannya meski sudah meraih berbagai prestasi di tingkat senior.
"Itu dibuktikan sama dia, saat masih punya duit sampai sekarang sih tidak ada yang berubah, dari segi latihan dan kemauan masih sama," ujar Eng Hian melanjutkan.
Eng Hian sendiri memiliki harapan yang begitu besar kepada Apriyani dan Greysia agar bisa meraih prestasi tertinggi, yakni Olimpiade.
"Harapan saya, mereka tidak puas begitu saja, perjuangan belum selesai. Setelah tanding, saya enggak sampaikan apa-apa karena memang setelah juara ya mulai dari nol lagi," katanya.
"Target utama mereka kan lebih dari ini. Dalam hati tentu saya bangga sama mereka, luar biasa."
"Tapi, saya enggak mau mereka puas di sini, jadi biasa saja. Habis juara, bagus, tapi di depan masih ada Olimpiade, target yang lebih besar lagi," katanya menegaskan.
Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii sendiri akhirnya dapat menjawab harapan Eng Hian untuk menjuarai Olimpiade.
Pada Senin (2/8/2021), Greysia/Apriyani sukses meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 usai mengalahkan ganda putri China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Ini adalah medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020. Selain itu, Greysia/Apriyani mencatatkan sejarah sebagai ganda putri Indonesia pertama yang meraih emas di Olimpiade. (kompas.com/Celvin Moniaga Sipahutar)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Apriyani Rahayu: Cuma Modal Raket dan Uang Rp 200.000 Saat Pelatnas hingga Raih Emas Olimpiade"