Ketakutan menurutnya bukan solusi.
"Jika saya takut pada atlet atau situasi apa pun dalam hidup saya, maka saya bukan seorang petarung. Saya tidak takut tantangan apa pun karena saya merasa telah melewati begitu banyak rintangan masa lalu dalam hidup saya, saya juga bisa melewatinya," jelas Palak Kohli.
Palak Kohli membuktikan disabilitasnya menjadi kemampuan yang tidak terbatas.
Ia terlahir dengan lengan kiri yang tidak berkembang.
Karir Palak Kohli berawal saat seseorang bertanya kepada dirinya mengenai tangannya pada 2016.
Palak menjawab, hal tersebut karena sejak lahir.
Orang tersebut kemudian memberitahu ke Palak tentang para olahraga.
Sebelumnya, Palak Kohli tidak pernah mendengar istilah tersebut.
Seseorang itu akhirnya memberitahu secara khusus tentang para badminton.
Kemudian Palak memutuskan untuk mencoba olahrga tersebut.
"Jadi dengan pemikiran ini, saya pulang ke rumah dan memberi tahu orang tua saya bahwa saya ingin memulai para-bulu tangkis," terang Palak.
Pada 2016 tersebut merupakan tahun pertama ia bertemu dengan pelatih yang melatihnya hingga saat ini, Gaurav Khanna.
"Saya bisa menjadi inspirasi bagi atlet muda, sekarang saya telah membuktikannya dan mencoba mengubah pemikiran orang-orang penyandang cacat," tambah Palak.
Di usianya yang baru 18 tahun, Palak adalah satu-satunya yang memenuhi tiga kategori untuk Paralimpiade Tokyo 2020.
(Tribunnews.com/Laura Hilmi)