Bukan hanya dipandang sebelah mata, bahkan David waktu itu hampir ditolak bergabung dengan PTP Semarang karena kondisi fisiknya.
"Bahkan pelatih di Semarang waktu itu hampir tidak menerima saya untuk masuk ke klub itu. Alasannya karena mereka melihat kondisi fisik," tutur David.
Namun berkat upaya orang tuanya, David diberi kesempatan untuk menjalani tes hingga akhirnya bergabung dengan PTP Semarang.
"Akhirnya saya dites, walaupun saya kalah dengan pemain-pemain sana, tapi saya bisa memberikan perlawanan. Akhirnya saya diterima di klub di Semarang itu," kenang David.
*Pindah ke Jakarta, Perjuangan Jadi Pemain Timnas Senior*
David dan keluarganya tidak lama tinggal di Kota Semarang. Saat David menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), keluarganya lagi-lagi berpindah tempat tinggal. Kali ini keluarga David pindah ke Jakarta.
"Ini memang mungkin sudah jalan Tuhan buat saya, karena di Jakarta tempatnya kita mau maju dalam segala hal. Baik olahraga, karena di situ banyak klub, juga banyak pemain-pemain nasional yang bagus, persaingannya sangat ketat," tutur David.
Pada saat di Jakarta, David, diantar orang tuanya mendaftar ke sebuah klub tenis meja di Senayan. Menurut David klub tersebut adalah salah satu klub tenis meja terbaik di Ibu Kota.
"Orang tua saya mengantar saya, tapi itu, saya belum diterima. Belum dites, belum apa, saya tidak diterima. Orang tua saya tidak menjelaskan alasannya, tapi saya langsung tidak diterima. Tapi itu memang salah satu klub terbaik di Jakarta," kenang David.
Setelah ditolak klub tersebut, David dan orang tuanya mendaftar ke UMS 80. Di klub ini David memperoleh kesempatan bertemu dengan pemain-pemain tim nasional tenis meja Indonesia.
Di klub ini pula David mulai menuliskan cita-cita besarnya untuk menjadi atlet tenis meja.
"Di situ saya mulai bercita-cita untuk menjadi seorang atlet. Waktu itu yang di klub saya ada Fabian Fadli, mantan pemain nasional. Jadi mereka ini role model bagi saya," kata David.
Di awal karirnya sebagai atlet tenis meja, David masuk di nomor umum alias bersaing melawan atlet bertubuh sempurna. Kendati demikian, David mampu menorehkan prestasi di berbagai kompetisi tingkat nasional dan internasional, mulai dari Pekan Olahraga Nasional (PON), Southeast Asia Table Tennis Association (SEATTA), dan Southeast Asian (SEA) Games.
Setelah cukup lama berkiprah di ajang tenis meja umum, David beralih ke ajang khusus bagi penyandang disabilitas pada 2010. David kini menjadi salah satu atlet yang diandalkan untuk memborong medali emas di berbagai kompetisi internasional. Terbaru David mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia dari Paralimpiade Tokyo 2020.