"Kemungkinan besar ada pada tunggal maupun ganda di dua sektor tersebut,” tutur pria berkacamata ini.
Sementara, Muh Putra Erwiansyah/Patra Harapan Rindo Rindo, ganda putra peraih gelar juara Slovenia International 2021, mengakui minimnya pertandingan berdampak pada performa mereka di Magelang.
Kerasnya persaingan di YUZU Isotonic Akmil Open 2021 dirasakan oleh Putra/Patra yang kalah melalui drama tiga gim dari pasangan Jaya Raya Jakarta, Gerardo Rizqullah Hafidz/Muhammad Gibran Arfiansyah, 25-23, 19-21, 21-11, dalam tempo 55 menit.
"Faktor kurangnya pertandingan, ada juga. Tapi kalau bicara jarang turnamen atau kejuaraan, lawan kami juga jarang bermain di turnamen. Jadi, posisinya sama. Tapi mereka lebih siap," kata Putra, atlet kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 15 Februari 2004.
"Kami kalah karena banyak membuat kesalahan sendiri, Jadi ke depannya kami harus harus lebih fokus lagi, bermain maksimal," tambah Patra, yang juga turun pada nomor ganda campuran.
Meski kandas pada nomor Ganda Taruna Putra U19, Putra melaju di nomor Ganda Taruna Campuran U19. Berpasangan dengan Puspa Rosalia Damayanti, mereka berhasil mengatasi perlawanan Muhammad Rakha Izaz/Kayla Aisah Hauzly dari PB Power Rajawali dua gim langsung 21-18, 21-15.
Kemenangan juga diraih Patra yang diduetkan dengan Jessica Maya pada nomor Ganda Taruna Campuran U19. Mereka mengalahkan Alfredo Mesdilla/Rania Gelma dari klub Jaya Raya Jakarta melalui rubber game 21-11, 21-23, 21-11.
Hasil positif juga diraih ganda campuran PB Djarum M. Raynaldi Oktavianur Rizky/Sofy Al Mushira Asharunnisa yang mengalahkan Elvarel Gibran Putra Jayanto/Adelia Callysta Arika Putri asal PB Tangkas dan PB Victory ini. Rizky/Sofy membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk menang dua gim langsung 21-10, 21-14.
Sofy, runner-up ganda campuran bersama Putra pada Slovenia International 2021, menuturkan, menampilkan performa terbaik merupakan hal utama yang wajib disuguhkannya ketika berada di gelanggang bulutangkis.
Atmosfer persaingan antar-atlet untuk memberikan yang terbaik bagi klubnya, sudah dirasakannya sejak hari pertama bertanding di Magelang.
"Kejuaraan ini menguji kemampuan kami untuk saling bersaing meraih prestasi terbaik. Bukan hanya antar-pemain dari klub-klub lain, juga di dalam klub sendiri. Karena para pemain di PB Djarum pun isinya pemain-pemain bagus juga," tutur atlet asal Sungguminasa, Sulawesi Selatan, itu.
"Dengan performa sekarang pun, saya masih merasa belum aman, belum nyaman. Masih banyak pemain yang lebih muda dan juga bagus, jadi saya harus terus meningkatkan performa agar dapat bermain lebih baik lagi," Sofy, menambahkan.
Secara umum Fung menilai, lagi-lagi faktor minimnya pertandingan memiliki andil besar hingga tak sedikit para pemainnya yang mengalami "demam panggung".
Namun, performa di lapangan saat bertanding menjadi tolok ukur dari hasil latihan panjang selama lebih dari satu setengah tahun terakhir.
"Saat latihan, saya pantau mereka sudah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti, baik dari sisi kemampuan, kecepatan, fisik, dan banyak hal lainnya. Tapi ketika bertanding mereka tidak bisa mengeluarkan apa yang didapat dari latihan itu. Ini efek karena sudah terlalu lama tidak bertanding," jelas Fung.