"Namun saya memiliki cara pandang yang berbeda. Dia (Rossi) adalah pembalap yang selalu saya ingin kalahkan."
Lorenzo tak lupa bagaimaa dirinya pertama kali naik ke kelas para raja dengan hingar bingar kejayaan yang dimiliki The Doctor.
"Saya masih muda, bagitupula dengan Rossi. Dia nampak sombong saat itu," terang X-Fuera.
Kini, Rossi dipastikan tak mengaspal untuk MotoGP 2022.
Akan tetapi, nama, identitas dan sejarah yang ia torehkan tak mungkin lepas dari olahraga tersebut.
Rossi adalah MotoGP, begitupula sebaliknya. The Yellow Army menjadi bukti bahwa di semua lintasan terdapat banyak pendukung yang memberikan semangat bagi sang rider.
Ini sudah menjadi bukti bagaimana peran fundamental yang dimiliki sang legenda dalam ajang balap MotoGP.
The Doctor boleh saja tak berhasil menggenapi podiumnya menjadi 200. Akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi catatan karier yang diukir lebih dari dua dekade dengan sembilan gelar juara dunia, 115 kemenangan, dan 235 podium di seluruh kelas.
(Tribunnews.com/Giri)