TRIBUNNEWS.COM - Repsol Honda wajib melakukan evaluasi, baik dari pengembangan RC213V maupun deretan pembalapnya.
MotoGP 2021 telah rampung digelar, dan fokus utama semua tim mengarah kepada kalender MotoGP 2022 yang telah dirilis.
Tentu saja satu di antara seri yang menarik atensi GP mania Tanah Air ialah MotoGP Indonesia yang dijadwalkan berlangsung di Sirkuit Mandalika, NTB, 20 Maret mendatang.
Guna menyiasati persaingan pacuan gelar juara dunia MotoGP 2022, semua tim melakukan pengembangan terhadap kuda besinya.
Baca juga: Bursa Transfer Pembalap MotoGP 2022: Setelah Quartararo, Gantian Mir Buka Peluang Cari Tim Baru
Baca juga: Jadwal MotoGP 2022 - Puja-puji Fabio Quartararo untuk Desmosedici, Ducati Peka Gak?
Satu di antaranya ialah Repsol Honda. RC213V sudah lama dikenal sebagai motor yang "bandel" untuk dikendarai setiap pembalap.
Satu-satunya rider yang dinilai sukses mengeluarkan kemampuan terbaik motor keluaran tim pabrikan berlogo sayap tunggal mengepak ini adalah Marc Marquez.
Namun Repsol Honda wajib melakukan peninjauan ulang kembali, mengingat catatan buruk dimiliki pembalapnya di pagelaran MotoGP 2021.
Marc Marquez dan Pol Espargaro menjadi dua rider yang sering "cium aspal" alias terjatuh saat melakoni balapan dari Honda.
Dilansir dari laman Paddock-GP, tercatat pada MotoGP 2021 terjadi 278 kecelakaan dari 18 seri yang digelar.
Marc Marquez tercatat membukukan 22 kali terkapar di atas lintasan, meski dirinya mengikuti 14 seri.
Sejauh ini, Marc Marquez masih memegang rekor "sering terkapar" sebanyak 27 kali pada musim 2017.
Sedangkan di urutan kedua diikuti Pol Espargaro dengan 20 kali "mencium aspal".
Kemudian dua pembalap LCR Idemitsu, Alex Marquez mengemas 19 kali jatuh diikuti Taakaki Nakagami (12).
Menjadi sorotan tentunya mengapa motor Repsol Honda sulit dikendalikan oleh pembalapnya yang berimbas pada crash saat balapan.