"Hari pertama ya cukup-cukup makanlah," ucapnya.
Hari kedua, kisaran Rp 800.000 berhasil ia dapatkan. Pada race day, hingga siang hari, dirinya sudah mendapatkan lebih kurang Rp 1.000.000.
Namun, angka tersebut masih bisa bertambah mengingat jadwal race day masih ada beberapa jam lagi.
Menjadi calo, ternyata bukan hal mudah.
H bahkan pernah menggadaikan barang-barangnya untuk dijadikan modal.
"Mudalnya Rp 2.000.000 mas. Kalau tidak ada tabungan, ya menggadaikan barang. Uang itulah diputar-putar disini. Bagaimana kami beli tiket dari penonton yang menjual tiketnya, lalu kami jual ke orang yang butuh. Alhamdulillah ada saja tiket yang terjual," katanya.
Di usia yang tak muda lagi, H mengaku tantangannya adalah tenaga.
"Kan harus jalan terus, menawari tiket. Kalau capek ya istirahat," sambungnya.
Proses tawar menawar pun bisa dilakukan. Jika harga pas, tiket pun terjual. Hari ini, H telah menjual kisaran 7 tiket.
Usai menjual tiket, H dan kawan-kawannya pun akan langsung mencari tiket pulang, untuk mengurangi biaya pengeluaran di Lombok.
Sementara itu, Andi salah satu penonton yang membeli tiket dari calo mengaku tak kaget dengan harga yang ditawarkan.
"Tadi niatnya tidak nonton. Tapi ada tiket yang bisa ditawar juga ya nonton. Lumayan juga rame-rame jalan-jalan gini," ujarnya.
Ia membeli tiket grand admission dua buah, senilai Rp 500.000.
"Sudah biasanya sih ketemu calo. Apalagi saya juga suka backpacker, dan sering nemu," katanya.