TRIBUNNEWS.COM - Jika ada pembalap yang kini banyak menuai sorotan tak lain adalah Enea Bastianini.
Rider andalan Gresini Ducati tersebut menjadi pembalap pertama yang berhasil menorehkan kemenangan terbanyak di pentas MotoGP 2022.
Sejauh ini, rider berjuluk 'Bestia' sudah mengumpulkan dua kemenangan dari empat seri yang rampung berlangsung.
Koleksi 61 poin yang dia rengkuh menempatkannya sebagai pemuncak klasemen MotoGP 2022.
Dia unggul lima angka dari pesaing terdekat, Alex Rins (Suzuki Ecstar).
Baca juga: Setelah MotoGP Amerika, Marc Marquez Mengaku Ingin Lebih Pede dan Berusaha untuk Tak Terjatuh
Baca juga: Berita Foto : Enea Bastianini Juara MotoGP Amerika Serikat
Sejenak mari lupakan soal perburuan gelar juara dunia, karena pada MotoGP Portugal 24 April nanti, pasar pembalap resmi dibuka.
Berbagai rumor kepindahan pembalap untuk musim depan sudah bergema jauh-jauh hari.
Sebut saja Fabio Quartararo, Joan Mir, Jorge Martin hingga Raul Fernandez terus dikaitkan dengan tim Yamaha maupun Honda.
Namun Bastianini berpeluang besar juga menjadi rebutan melihat bagaimana kiprahnya memacu Desmosedici. Bestia tak pantas disebut newbie, melainkan bak pembalap veteran.
Setidaknya itulah anggapan dari manajer Bastianini, Carlo Pernat.
"Melihat bagaimana Bestia memacu kuda besinya sampai titik limit, saya pikir dia adalah pembalap veterang dan bukan lagi pendatang baru," terang Carlo Pernat, dikutip dari Tuttomotoriweb.
Bagi Pernat, berkecimpung di dunia MotoGP bukan hal yang baru baginya. Dia memiliki basis media sendiri, termasuk pengalamannya sebagai manajer Valentino Rossi.
Pernat yakin Bastianini memiliki masa depan yang cerah. Namun menurutnya ada satu tim pabrikan yang pantang untuk dibela ridernya itu.
Yap, Honda. Tim berlogo sayap tunggal mengepak tak akan pernah diperkuat oleh rider asal Italia itu.
"Bastianini tidak akan pernah pergi ke Honda di masa depan, karena dia sudah melakukannya di Moto3 dan dia memiliki pengalaman buruk di sana."
"Pengalamannya itu nyaris membuatnya pensiun dini, dan saya yakin Bastianini tak akan pergi ke Honda dalam masa mendatang."
"Jujur saja, orang Spanyol tak akan mungkin bisa mengatur orang Italia," jelasnya.
Mengacu kepada pernyataan akhir Pernat, hal ini lebih merujuk kepada pengalaman yang terjadi kepada Rossi.
Yap, sebelum menjadi ikon Yamaha, Valentino Rossi adalah aset penting bagi Honda di awal tahun 2000-an.
Namun perceraian Honda dan Rossi tak bisa dihindarkan karena isu yang berkembang, Honda terlalu mengatur The Doctor.
Kondisi ini lah yang menjadi acuan Bastianini tak akan mungkin menjadi bagian dari Repsol Honda selama mentas di MotoGP.
(Tribunnews.com/Giri)